PALESTINA—Sekira 53 masjid dan gereja di wilayah Palestina dilaporkan telah dirusak oleh pelaku yang tak diketahui. Menurut laporan, pelaku perusakan ini diyakini sebagai Yahudi ekstremis yang dilakukan sejak 2009, menurut data Israel.
Menurut laporan PIC pada Ahad (24/9/2017), serangan terakhir ini terjadi pada Rabu (20/9/2017) pekan lalu. Serangan ini menargetkan Gereja St. Stephanos di Biara Beit Jamal dekat Beit Shemesh untuk ketiga kalinya dalam lima tahun, surat kabar Haaretz melaporkan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa banyak barang pecah dalam serangan tersebut termasuk jendela, perabotan, dan patung Maria.
Sebelumnya, pada tahun 2013 sebuah bom telah dilemparkan ke gereja dan tertulis slogan-slogan yang penuh kebencian tertulis di dinding. Lalu pada tahun 2016, batu nisan di pemakaman setempat jadi objek perusakan. Tidak ada tersangka yang ditangkap dalam dua insiden tersebut dan tidak ada surat dakwaan yang diajukan.
Haaretz mengatakan bahwa antara tahun 2009 dan Juli 2017, lebih dari 53 gereja dan masjid di Tepi Barat dan wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1948 dirusak berdasarkan data yang diberikan oleh Kementerian Keamanan Publik Israel.
Data menunjukkan bahwa tujuh orang, yang identitas dan motifnya tidak diketahui, dinyatakan bersalah, sementara hanya sembilan dakwaan diajukan. Sekitar 45 kasus ditutup, dan diklaim bahwa penyelidikan dalam kasus lain masih berlangsung.
Kementerian tidak menyajikan rincian lebih lanjut tentang pelaku dan apakah dakwaan diajukan dalam setiap kasus yang diberikan. Namun, ada kemungkinan beberapa kelompok Yahudi ekstremis berada di balik serangan rasis ini.
Menurut surat kabar Ibrani, sembilan situs suci Kristen dan Islam dirusak pada tahun 2014 dan 2015. Pada tahun 2016, tiga serangan serupa tercatat, namun ada empat di paruh pertama tahun 2017. []