JERMAN adalah salah satu negara di Eropa yang saat ini menjadi kekuatan ekonomi terbesar di ‘Benua Biru’ dan terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, China, dan Jepang.
Wilayah Jerman yang tak jauh dari Turki membuat Islam tak bisa lepas dari sejarah dan perkembangan negara yang terkenal sebagai ‘negara panser’ tersebut.
Badan statistik resmi Jerman pada tahun 2014, umat Islam membentuk kelompok agama minoritas terbesar di negara ini dengan sekitar 4,7 juta orang, mewakili sekitar lima persen populasi Jerman.
Melansir Aboutislam pada Ahad (24/9/2017), lebih dari setengah Muslim di Jerman, sekitar 63,2 persen, berasal dari Turki dan Kurdi. Kedua kelompok tersebut diikuti oleh Muslim dari Pakistan, Bosnia, Albania, Afrika Utara, Levant, Iran, Irak, dan Afghanistan.
Kebanyakan Muslim tinggal di ibukota Berlin dan kota-kota besar bekas Jerman Barat.
Namun, komunitas Muslim yang cukup besar juga ada di beberapa daerah pedesaan di Jerman, terutama Baden-Württemberg, Hesse, serta bagian Bavaria dan Rhine-Westphalia Utara.
Menurut data migran dari sensus 2011, distrik Groß-Gerau dan Offenbach memiliki bagian tertinggi dari migran Muslim.
Dalam sejarah, Muslim pertama kali pindah ke Jerman sebagai bagian dari hubungan diplomatik, militer dan ekonomi antara Jerman dan Kekaisaran Ottoman di abad ke-18.
Pada tahun 1745, Frederick II dari Prusia mendirikan sebuah unit Muslim di tentara Prusia yang disebut “Penunggang Muslim,” yang terdiri dari Bosnia-Herzegovina, Albania, dan Tatar.
Pemakaman Muslim pertama di Jerman didirikan di Berlin pada tahun 1798. Sementara Masjid Wünsdorf adalah masjid pertama di Jerman, dibangun pada tahun 1915; itu dibongkar pada tahun 1925.
Setelah Perang Dunia I, ada 3.000 Muslim di Jerman, 300 di antaranya berasal dari Jerman.
Setelah itu, Pemerintah Jerman Barat mengundang pekerja asing (Gastarbeiter) pada tahun 1961, jumlah Muslim meningkat tajam menjadi 4,3 juta dalam dua dekade (kebanyakan berasal dari daerah pedesaan Kurdi di tenggara Anatolia).
Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman mendirikan Studi Teologis Islam sebagai disiplin akademis di universitas negeri untuk melatih guru pendidikan agama Islam dan teolog Muslim.
Sejak saat itu, departemen teologi Islam telah didirikan di beberapa universitas, melakukan penelitian dan pengajaran tentang Islam dari perspektif teologis. []