JAZA’ secra bahasa artinya terputus (Maqayisul Lughah, Ibnu Faris 1/453) Menurut istilah, keluh kesah adalah menampakkan sesuatu yang dialami oleh orang yang terkena musibah, berupa kegalauan dan kegundahan. A(Al-Faruq hal.200) Berkata ar Raghib, “Keluh kesah adalah kesedihan yang menyeret seseorang hingga tidak bisa berkonsentrasi, bahkan terputus dari urusannya.” (Al-Mufradat hal. 194-195, at-Taufiq ‘ala Muhimmati at-Ta’rif hal. 125). Adapun cara untuk mengatasi keluh kesah sebagai berikut:
1. Menguatkan iman , terutama iman terhadap qadha’ dan qadar, sehingga apa pun yang menimpanya, baik musibah dan kenikmatan, jika ia bersabar dan bersyukur maka semuanya bernilai pahala.
2. Berdzikir kepada Allah. Berkata Al-Qurthubi tatkala menafsirkan firman Allah QS. al-Anfal 45. “Ingatlah Allah tatkala hati kalian berkeluh-kesah, karena mengingat-Nya akan membantu untuk tegar di kala musibah menerpa,” (Tafsir Al-Qurthubi 8/23)
3. Tabah dan bersabar atas segala yang menimpa. Berkata Ibnul Qayyim, “Jika seseorang bersabar dan mengharap pahala maka dia membuat ridha Rabbnya, menyenangkan shahabatnya dan menjelekkan musuhnya.” (Zadul Ma’ad 4/192)
4. Mempersiapkan diri untuk menghadapi musibah yang sewaktu-waktu menimpa. Sebagian orang shalih terdahulu tatkala anaknya meninggal, mereka tidak berkeluh kesah seraya berkata, “Hal ini sudah kami persiapkan, sehingga tatkala terjadi, kami pun tidak kaget,” (Al-Kamil, Mubarrid 1/256)
5. Memahami bahwa nikmat apa saja yang Allah berikan kepada seorang hamba di dunia, itu akan mengurangi derajatnya nanti di akhirat, sekali pun ia masuk surga. Berkata Fudhail Ibnu Iyadh. “Tidaklah seorang hamba diberikan suatu nikmat did unia melainkan akan berkurang derajatnya di surga, sekali pun dia adalah orang yang mulia di sisi Allah,”(Hilyatul Auliya 8/88). []
Sumber: Majalah Al-Mawaddah Vol. 96