THAILAND—Tim sepak bola remaja Thailand masih terjebak dalam celah kecil di sebuah gua sejak 23 Juni 2018 lalu. Sulitnya medan gua membuat tim penyelamat belum bisa mengeluarkan mereka semua dari dalam gua.
Hanya ada dua pilihan agar bisa terbebas dari dalam gua, yakni menyelam sampai keluar gua atau menunggu selama empat bulan hingga air dalam gua surut. Namun, ke-13 korban yang terjebak tidak bisa berenang ataupun menyelam. Mereka juga tidak bisa menunggu selama empat bulan lamanya karena situasi bahaya di dalam gua.
BACA JUGA:Â Thailand Gelar Pertandingan Sepakbola Gajah untuk Perangi Judi Piala Dunia 2018
Berikut ini cerita mengharukan yang dialami Tim Sepakbola remaja Thailand tersebut selama berada di dalam gua.
1. Penyelam tewas saat evakuasi tim sepak bola remaja Thailand dari gua
Seorang penyelam Angkatan Laut yang bertugas untuk menyelamatkan 12 remaja laki-laki dan pelatih sepak bola Thailand itu dilaporkan tewas. Dia tewas karena kekurangan oksigen.
“Penyelam itu bekerja sebagai relawan dan meninggal selama misi semalaman untuk menempatkan tabung oksigen dalam gua. Sayangnya dia sendiri kekurangan oksigen,” kata Komandan AL, Arpakorn Yookongkaew.
Sebagaimana diketahui, saat ini tim penyelamat tengah melakukan berbagai cara agar bisa mengevakuasi 13 orang yang terjebak dalam gua. Mereka tidak bisa keluar lantaran debit air yang semakin meninggi dalam gua, sementara tak ada satupun dari mereka yang bisa berenang bahkan menyelam.
Penyelamat berjuang memompa air keluar sebab diperkirakan hujan akan turun. Sejauh ini, mereka telah berhasil mengurangi tingkat air dalam gua sekitar 40 persen.
2. Tim sepak bola Thailand terjebak di gua kirim surat untuk orangtua
Terjebak dalam gua dengan kedalaman beberapa kilometer ditemani banjir dan gelap, tidak membuat tim sepak bola remaja Thailand kehilangan semangat hidup. Di tengah kecemasan memikirkan kapan bisa keluar, mereka tetap menyampaikan pesan yang menghibur untuk keluarga yang menunggu.
Tadi malam untuk pertama kalinya, tim penyelamat dari Angkatan Laut Thailand berhasil menyampaikan surat ditulis tangan remaja tersebut kepada keluarganya.
“Jangan khawatirkan saya. Saya merindukan kalian semua. Kakek, bibi, ibu, ayah dan semua orang. Saya mencintai kalian. Tim penyelamat dari Angkatan Laut di sini sangat memperhatikan saya,” tulis seorang anak laki-laki bernama Mik seperti dikutip dari Channel News Asia.
Demikian juga kabar remaja lainnya yang terjebak di dalam gua.
“Saya baik-baik saja. Memang sedikit mengerikan di sini tetapi jangan khawatirkan saya. Jangan lupa siapkan pesta ulang tahun untuk saya,” tulis anak lainnya.
3. Salah satu korban terjebak dalam gua tidak punya kewarganegaraan
Sejak diberitakan hilang, pemerintah Thailand langsung melakukan upaya pencarian terhadap tim sepak bola remaja dan sang pelatih yang terjebak dalam gua.
Mereka ditemukan oleh dua penyelam asal Inggris bernama Rick Stanton dan John Volanthen. Dua penyelam itu merekam detik-detik penyelamatan yang dilakukan dan juga memulai dialog dengan para korban.
Hanya ada satu anak laki-laki yang memahami bahasa Inggris dan mampu berkomunikasi dengan dua penyelam tersebut. Dia adalah Adul Sam. Kepada dua penyelam itu, Adul menggambarkan bagaimana keadaan mereka.
Adul mulai menanyakan hari saat mereka pertama kali ditemukan, mengabarkan kondisi mereka, dan juga melaporkan bahwa dia dan teman-teman serta pelatihnya merasa kelaparan.
Kemampuannya berkomunikasi dalam bahasa Inggris dipuji oleh masyarakat. Bahkan cara dia berbicara dan gesturnya dianggap sangat sopan oleh beberapa lainnya.
Adul diketahui merupakan anak laki-laki yang lahir di Myanmar, Negara Bagian Wa. Selain bisa berbagasa Inggris, dia juga mampu berkomunikasi dalam bahasa Thailand, Myanmar, dan China.
Adul meninggalkan keluarganya untuk pindah ke Thailand bagian utara sehingga dia bisa mendapat pendidikan lebih baik. Dia diadopsi oleh sebuah Gereja Kristen. Meski tak lagi tinggal bersama, Adul masih sering dikunjungi oleh orangtuanya.
Berasal dari Negara Bagian Wa, yang bukan bagian dari Thailand dan tidak diakui oleh Myanmar atau negara Internasional lain, Adul menjadi anak yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bahkan dia pun tidak diizinkan memiliki paspor.
Tanpa akte kelahiran, KTP, paspor, Adul tidak bisa menikah secara resmi, mendapat pekerjaan, membuat akun rekening, berpergian ke luar negeri, memiliki sebuah bangunan, bahkan menggunakan hal pilih.
Selain Adul, Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) melaporkan bahwa ada lebih dari 400.000 orang yang tercatat sebagai penduduk tanpa kewarganegaraan di Thailand.
4. Pelatih sampaikan permintaan maaf kepada orangtua tim sepak bola Thailand
Pelatih tim sepak bola remaja yang ikut terperangkap bersama 12 anak muridnya dalam gua menyampaikan permintaan maaf kepada orangtua anak-anak tersebut.
Dalam sebuah pesan dibuat untuk pertama kalinya, Ekkapol Chantawong (25 tahun) meminta maaf kepada orangtua muridnya karena telah membawa anak-anak berusia sekitar 11-16 tahun itu masuk ke dalam gua.
“Untuk semua orangtua, anak-anak kalian di sini baik-baik saja. Saya berjanji akan menjaga mereka sebaik mungkin. Terima kasih untuk semua dukungan moral, dan saya minta maaf pada orangtua sekalian,” tulisnya dalam sebuah pesan.
Sebagai orang paling dewasa terjebak dalam gua, Chantawong berusaha dengan keras menjaga anak-anak tersebut. Dia juga yang memberi anak-anak tersebut makanan yang disimpannya sebelum akhirnya ditemukan oleh tim penyelamat.
BACA JUGA:Â 5 Klub Sepakbola Dunia yang Miliki Masjid Megah di Stadionnya
5. FIFA berencana mengirim tim sepakbola remaja Thailan yang terjebak di gua itu ke Rusia
Federasi Sepakbola Dunia FIFA, rencananya akan memberangkatkan ke 13 orang tim sepakbola remaja Thailand tersebut untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2018 di Rusia pada 15 Juli nanti seandainya mereka berhasil diselamatkan secepatnya. []
SUMBER: MERDEKA | CHANNEL NEWS ASIA