SEPERTI disebutkan oleh Ibnul Jauzi waktu adalah harta yang paling mulia. Karena waktu tak bisa dibeli. Waktu yang sudah terlewat tak bisa dibeli walau dengan harta sebanyak apapun. Berbicara waktu, semua memahami bahwa waktu yang kita miliki dalam sehari adalah 24 jam. Lalu dari manakah asal pembagian waktu 24 jam tersebut. Di bawah ini akan kita bahas soal asal usul waktu dan fakta ilmiah tentang waktu.
“Asal-usul sistem waktu berjumlah 24 jam dalam sehari dengan satu jamnya dibagi menjadi 60 menit dan kemudian 60 detik ini benar-benar kompleks dan menarik,” kata Dr Nick Lomb, konsultan kurator astronomi, dari Observatorium Sydney seperti dilansir abc.net.
Istilah 24 jam itu berasal dari Mesir kuno yang membagi waktu siang menjadi 12 jam. Mereka mengukur dengan perangkat seperti jam bayangan, dan menambahkan jam senja di awal dan satu lagi menjelang berakhirnya hari, kata Lomb.
“Waktu malam dibagi dalam 12 jam, berdasarkan pengamatan dari bintang. Mesir memiliki sistem kelompok bintang 36 disebut ‘decans’ – dipilih sehingga pada salah satu decan naik 40 menit.
Menurut Lomb tabel itu diproduksi untuk membantu orang untuk menentukan waktu di malam hari dengan mengamati decans atau bintang.
Sementara itu pendapat lain menyebutkan bahwa pada zaman 1500, Mesir menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian.
Orang-orang Mesir kuno itu menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.
Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari.
BACA JUGA: Pekerjaan Saya Adalah Ibu Penuh Waktu
Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan.
Untuk menambah wawasan, berikut kami ulas beberapa fakta ilmiah tentang waktu yang jarang diketahui manusia mengutip Merdeka:
1 Waktu di bumi semakin melambat akibat bulan
Fakta ilmiah tentang waktu pertama adalah waktu melambat karena bulan. Bulan sangat berguna untuk menjaga keseimbangan bumi agar tidak berbenturan dengan planet lain akibat revolusi yang tidak stabil. Namun, bulan ternyata juga menyebabkan waktu di bumi berjalan lebih lambat tiap abadnya.
Gaya tarik menarik antara bumi dan bulan yang menyebabkan perubahan gelombang laut di bumi dipercaya membuat siang di bumi bertambah lama 2 mili detik setiap seratus tahun. Berdasarkan fakta ilmiah tentang waktu ini bisa disimpulkan bahwa mungkin dalam 200 juta tahun satu hari di bumi bisa menjadi 25 jam.
2 Gravitasi mempengarui kecepatan waktu
Fakta ilmiah tentang waktu kedua adalah bahwa gravitasi mempengaruhi kecepatan waktu yang diungkapkan oleh Albert Einstein. Ilmuwan yang dianggap paling cerdas di abad ke 20 ini menyatakan bahwa gravitasi dapat membuat waktu berjalan lebih lambat dari seharusnya. Einstein mengatakan, efek gravitasi sangat berpengaruh terhadap aliran waktu.
Saat mendekati pada sebuah sumber gravitasi yang mengeluarkan daya tarik sangat besar, secara otomatis waktu akan berjalan dengan lebih lambat. Misalnya, saat manusia bergerak mendekati inti bumi, waktu bergerak lebih lambat dari saat manusia berada di daratan. Demikian pula saat manusia terbang menggunakan pesawat, waktu berjalan lebih cepat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan jam atom, gravitasi yang lebih lemah di angkasa membuat waktu ‘terbang’ lebih cepat hingga beberapa nano detik. Jika jam atom dibawa ke tempat dengan ketinggian yang berbeda, maka waktu yang ditunjukkan pun tidak akan sama.
3 Jam ‘atom’ menjadi penanda waktu bumi
Fakta ilmiah tentang waktu ketiga adalah jam atom sebagai penanda waktu bumi. Saat melakukan penelitian terhadap objek-objek luar angkasa atau benda-benda prasejarah, para ilmuwan menggunakan jam paling akurat di bumi sebagai patokan waktu mereka yang tersimpan di National Institute of Standards and Technology di Colorado, Amerika.
Berbeda dengan jam pada umumnya, jam ‘atom’ bernama NIST-F1 tersebut berukuran beberapa meter dan terdiri dari beberapa tabung-tabung raksasa.
NIST-F1 yang kini juga menjadi patokan waktu utama Amerika berfungsi dengan mencatat getaran dari atom Cesium yang kemudian dikenal dengan satuan detik. Hebatnya, jam Cesium ini tidak akan terlambat sedetik pun selama 300 juta tahun.
4 Otak buat manusia hidup di masa lalu
Fakta ilmiah tentang waktu keempat adalah hubungan otak dengan waktu. Pernahkah Anda mengalami ‘game over’ saat bermain game, padahal Anda merasa sudah memencet tombol ‘loncat’ tetapi karakter gagal melakukannya. Jika iya, Anda dalam waktu yang sangat singkat berada di masa lalu.
Menurut penelitian dari ahli saraf bernama David Eagleman, setiap manusia hidup sekitar 80 mili detik (0,08 detik) di masa lalu. Selama itu otak berhenti sama sekali.
Hal ini disebabkan otak kita membutuhkan jangka waktu tersebut untuk memproses sebuah rangsangan. Oleh sebab itu, saat bermain game di sebuah layar monitor yang mempunyai kecepatan frame lebih cepat dari 0,08 detik (monitor HD bisa mencapai 0.05 fps), otak kita terlambat dalam merespon sehingga tanpa kita sadari kita memencet tombol pada ‘loncat’ saat karakter sudah terjatuh.
Contoh lainnya adalah saat kita bertepuk tangan. Kita dapat melihat gerakan tangan dan mendengar suara dalam waktu yang bersamaan.
Padahal seperti yang diketahui, cahaya yang membuat kita dapat melihat benda (tangan) mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dari suara. Jadi, jika manusia tidak ‘hidup’ di masa lalu selama 0,08 detik, suara baru akan terdengar beberapa saat setelah mata melihat tangan saling bertepuk.
BACA JUGA: Sebelum Ada Jam, Bagaimana Cara Menentukan Waktu Shalat?
5 Waktu baru muncul setelah fenomena ‘Big Bang’
Fakta ilmiah tentang waktu kelima adalah hubungan waktu dengan peristiwa ‘big bang’. Berdasarkan teori relativitas dari Einstein, waktu baru terjadi setelah ledakan dahsyat yang menandai awal mula terbentuknya alam semesta atau ‘Big Bang’.
Ilmuwan percaya apabila waktu dan ruang terhubung dan tidak dapat dipisahkan keberadaannya antara satu dengan yang lain. Keberadaan ruang juga menjadi indikasi kehadiran gerak.
Saat Big Bang terjadi 13,7 miliar tahun silam, ledakan dahsyat yang dihasilkannya membentuk ruang-ruang dan gerakan di alam semesta. Ledakan Big Bang dipercaya memulai seluruh gerakan benda di alam semesta dari sebuah titik mungil. Dari teori ini diketahui bahwa manusia tidak bisa mengukur waktu sebelum adanya peristiwa Big Bang.
Demikianlah pembahasan mengenai fakta ilmiah tentang waktu yang bisa disampaikan. Bagi seorang mukmin, apapun teori yang dikemukakan seorang ilmuwan soal waktu dalam alam semesta, tidak akan mengganggu keyakinannya secara akidah bahwa alam tercipta atas kehendak Allah SWT. Wallahu a’lam. []