AISYAH binti Abu Bakar adalah istri Nabi Muhammad SAW. Aisyah diberikan kehormatan dalam Islam. Dia sering disebut oleh umat Islam sebagai Umm-al-mu’minin yang berarti “Bunda Orang-Orang Mukmin”.
Aisyah adalah putri Abu Bakar As-Siddiq, sahabat Nabi. Sepuluh tahun pernikahannya dengan Nabi Muhammad berakhir ketika suaminya terkasih itu meninggal. Aisyah tinggal lima puluh tahun lagi di dan sekitar Madinah setelah itu. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mempelajari Quran, dan Sunnah Nabi.
BACA JUGA: Berdasarkan Hadis, Inilah Kisah Kedermawanan Aisyah Istri Rasulullah ﷺ
Berikut adalah lima fakta tentang Bunda Aisyah yang menakjubkan
1. Dia dianggap sebagai salah satu cendekiawan atau ilmuwan terbesar dalam Islam.
Aisyah dianggap sebagai salah satu cendekiawan terbesar dalam Islam. Dia menyampaikan lebih dari dua ribu Hadist Nabi, memberikan wawasan tentang tindakan dan sikapnya di dalam rumah, termasuk kebiasaan tidurnya dan perlakuan terhadap istrinya.
Setelah kepergian Nabi, dia mendedikasikan hidupnya untuk Islam. Banyak sahabat Nabi terkemuka datang kepadanya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang seluk-beluk hukum dalam iman karena kecerdasannya dan penguasaannya soal yurisprudensi.
Aisyah mengklarifikasi hal-hal tentang warisan yang sangat berhubungan dengan matematika. Dia juga sangat berpengetahuan dalam kedokteran, puisi, dan sejarah.
2. Ayahnya adalah sahabat Nabi.
Nama lengkah Aisyah adalah Aisyah binti Abu Bakar, dengan tiga kata terakhir yang berarti, “putri Abu Bakar.” Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling dekat dan paling utama. Abu Bakar berdiri di sampingnya ketika orang lain menentang Nabi. Abu Bakar selalu membenarkan Nabi tanpa syarat dalam kondisi apapun.
BACA JUGA: Wasiat Nabi kepada Aisyah
3. Pernikahannya dengan Nabi penuh cinta.
Ada banyak riwayat yang merinci soal cinta antara Aisyah dan Nabi, dan menjadi contoh bagaimana seharusnya pernikahan pasangan Muslim hari ini. “Nabi akan meminta minum dan bersikeras agar aku meminumnya terlebih dahulu sebelum dia meminumnya. Maka aku mengambilnya dan meminumnya, lalu meletakkannya, lalu dia mengambilnya dan meminumnya, meletakkan mulutnya di bekas tempatku minum.” (Sunan an-Nasai)
Dalam riwayat lain Aisyah meletakkan dagunya di bahu Nabi untuk menonton beberapa anak bermain. Nabi bertanya apakah istrinya yang muda itu sudah selesai menonton, dan Aisyah terus mengatakan tidak sehingga perempuan tersebut terus bersandar di bahunya (Jami at-Tirmidzi).
4. Allah SWT yang langsung membela kehormatannya dalam Quran.
Pernah dalam salah perjalanan, Aisyah tertinggal dari kelompok. Sahabat lain menyadari hal ini dan membantunya kembali. aku ngnya ini mengakibatkan tuduhan palsu atau fitnah menyebar tentang Aisyah, dan bahkan menyebabkan masalah dalam pernikahannya dengan Nabi.
Aisyah jatuh sakit setelah kembali dari perjalanan ini dan bahkan tidak menyadari rumor yang menyebar tentang dirinya. Ketika berita itu sampai padanya, dia menjadi sangat sedih. Aisyah kemudian tinggal bersama orang tuanya dan selama itu, dia mempertahankan kebenarannya meskipun hanya sedikit yang mempercayainya.
Aisyah berkata, “Aku pergi ke tempat tidur mengetahui pada saat itu bahwa aku tidak bersalah dan bahwa Allah akan mengungkapkan ketidakbersalahanku , tetapi demi Allah, aku tidak pernah berpikir bahwa Allah akan mengungkapkan untukku sebuah wahyu yang akan dibacakan, karena aku menganggap diriku sendiri tidak terlalu penting untuk dibicarakan oleh Allah dalam Wahyu Ilahi.” (HR Bukhari).
https://www.youtube.com/watch?v=sKE2oasu2GQ
Dan memang, Allah menurunkan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membuktikan kesucian Aisyah sekaligus menebas fitnah itu.
BACA JUGA: Sifat Perempuan Paling Utama Menurut Aisyah binti Abu Bakar
5. Nabi meninggal di pangkuannya.
Aisyah sangat dicintai Rasulullah SAW. Di hari-hari terakhirnya di dunia ini, Nabi meminta Aisyah untuk tinggal di kamarnya. Nabi meminta siwak, yang beliau gunakan untuk membersihkan mulutnya. Aishah mengunyah ujung siwak untuk memastikan bulunya lembut sebelum memberikannya kepada suaminya, yang kemudian menggunakannya untuk membersihkan giginya.
Aisyah berkata tentang kejadian itu: “Itu adalah salah satu nikmat Allah kepadaku bahwa Rasulullah meninggal di rumahku … ketika dia bersandar di dadaku dan Allah mengiiknkan air liurku bercampur dengan air liurnya pada saat kematiannya. ” (HR Bukhari).
MasyaAllah, Bunda Aisyah. Allah SWT tempatkan engkau di sisi-Nya yang paling mulia. []