ADA dosa yang dilaknat Allah karena termasuk kedalam kekafiran. Dan orang yang terkena laknat berarti jauh dari rahmat Allah. Begitupun orang yang melakukan dosa berhak mendapatkan azab Allah.
Tapi, pernahkah Anda mendengar dosa yang dilaknat?
Berikut adalah lima hadits tentang dosa yang dilaknat Allah.
BACA JUGA: 8 Cara Dosa Manusia Diampuni Allah
Hadits pertama, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menyampaikan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Allah melaknat siapa saja yang melakukan sembelihan (tumbal) pada selain Allah. Allah melaknat orang yang melindungi pelaku maksiat (dan bid’ah). Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya. Allah melaknat orang yang merubah batas tanah.” (HR. Muslim, no. 1978)
Hadits kedua, dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, yang menyetorkan riba, pencatat transaksi riba dan dua orang saksi dalam transaksi riba.” (HR. Muslim, no. 1598)
Hadits ketiga, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap”. (HR. Abu Daud no. 3580, Tirmidzi no. 1337, Ibnu Majah no. 2313. Kata Syaikh Al-Albani hadits ini shahih).
BACA JUGA: 3 Dosa yang Akan Allah Balas Langsung di Dunia
Hadits keempat, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pria yang bergaya seperti wanita dan wanita yang bergaya seperti pria.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian.” Ibnu ‘Abbas katakan, “Nabi pernah mengeluarkan orang yang seperti itu. Demikian halnya dengan ‘Umar.” (HR. Bukhari, no. 5886)
Hadits kelima, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat tiga orang: (1) orang yang memimpin kaumnya lantas mereka tidak suka (lantaran penyimpangan agama, bukan masalah dunia). (2) istri yang di malam hari membuat suaminya membencinya (karena tidak mau taat pada suami). (3) ada orang yang mendengar ‘hayya ‘alal falaah’ (marilah meraih kebahagiaan) lantas ia tidak memenuhi panggilan berjamaah tersebut.” (HR. Tirmidzi, no. 358. Hadits ini sanadnya benar-benar lemah menurut Syaikh Al-Albani). Walau hadits ini dha’if, namun maknanya shahih. []
SUMBER: RUMAYSHO