PENYEMBELIHAN ananda Ismail merupakan peristiwa fenomenal yang dilakukan oleh Ayahanda Ibrahim disaksikan Bunda Hajar di bulan Dzulhijah ribuan tahun Sebelum Masehi.
Walau akhirnya penyembelihan ananda Ismail diganti dengan kibas (domba), penyembelihan ini tetap menjadi syareat hingga kini melalui ajaran Nabi Muhammad SAW.
Mengapa seorang Ibu seperti Bunda Hajar bisa ikhlas dengan lapang dada memperbolehkan anaknya disembelih oleh ayahnya sendiri?
Siapakah sebenarnya Bunda Hajar? Prinsip apa yang dipegangnya hingga sanggup menerima ketetapan Allah untuk menyembelih ananda Ismail?
Di bawah ini adalah 5 Hal Penting dalam hidup Bunda Hajar, istri Nabi Ibrahim as hingga menjadi pribadi yang kuat dalam menerima segala ketetapan Allah.
1. Garis keturunan dari putri raja Mesir
Menurut Al-Bal’ami, Tarikh-nameh-ye Thabari, 1373 S, jld 3, Hajar bukan budak biasa. Beliau adalah seorang putri raja Mesir. Setelah sekelompok penduduk ‘Ain al-Syams memberontak dan dijual kepada raja Mesir yang baru.
Kelemahlembutan penduduk Mesir telah membuat Nabi Muhammad memerintahkan kepada seluruh sahabat untuk lemah lembut kepada mereka masyarakat Mesir karena Bunda Hajar berasal dari Mesir.
2. Dipersaudarakan dengan istri pertama Nabi Ibrahim as
Bunda Hajar pada masa kecilnya adalah budak raja Mesir yang dihadiahkan kepada Bunda Sarah istri pertama Nabi Ibrahim as. Sebagai pribadi yang belum merdeka, Bunda Sarah memperlakukan Bunda Hajar dengan baik.
BACA JUGA: Belajar dari Ibunda Hajar
Ajaran dan keyakinan tauhid yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada Bunda Sarah, menjadi pembahasan dan pengajaran dari Bunda Sarah kepada Bunda Hajar. Pengajaran yang kelak akan membekali hidup Bunda Hajar bersama Ismail selama di Mekkah
3. Wanita pertama yang membuka kota Mekkah
Atas perintah Allah Bunda Hajar menikah dengan Nabi Ibrahim as. Atas perintah Allah juga Bunda Hajar dan putranya Ismail dipindahkan ke negeri Makkah. Dialog yang terkenal saat Nabi Ibrahim meninggalkan Bunda Hajar dan Ismail di kota Mekkah
Hajar berkata kepada Nabi Ibrahim , “Apakah kamu akan meninggalkan kami di sebuah negeri yang tak berpenghuni, tak berair, dan tak memiliki bahan pangan?”
Nabi Ibrahim as menjawab, “Allah yang telah memerintahkanku untuk bertindak demikian Allah pula yang akan mencukupkan kalian”
Kehebatan bertahan Bunda Hajar di kota Mekkah telah membentuk kemampuan manajerial dan kepemimpinan Bunda Hajar dalam mengurus tanah kering bernama kota Mekkah. Setiap kafilah yang melewati kota Mekkah pastilah akan berhenti untuk beristirahat. Mengambil air zamzam untuk perbekalan. Kemudian melanjutkan kembal perjalanan melalui gurun pasir.
Bahkan dalam perkembangannya ada yang menetap. Semuanya harus melalui mekanisme “ijin” Bunda Hajar. Pada saat itu Bunda Hajar sebagai pemilik sumur zamzam sekaligus Ibu yang dihormati di kota Mekkah.
4. Wanita dengan Doa Terhebat
Dalam peristiwa ditinggal sendiri bersama ananda Ismail oleh Nabi Ibrahim as. Bunda Hajar dapat melewati kesendiriannya dari ancaman kelaparan dan kematian. Bahkan kecemasan, kegelisahan, ketakutan dan rasa yang dapat menyebabkan terganggunya mental. Semua itu dapat Bunda Hajar lalui semata-mata karena nilai keyakinannya pada Allah, Tuhan yang diperkenalkan Bunda Sarah dan Nabi Ibrahim as.
Bunda Hajar berkeyakinan bahwa Allah Sang Pemberi Takdir Terbaik untuk hidupnya. Bunda Hajar dalam keadaan sempit masih bisa berpikir positif dengan hal apapun yang terjadi padanya. Kesulitan menghadapi musim panas dan dingin di gurun merupakan kondisi alam yang tidak pernah berhenti berganti. Diperlukan ketahanan fisik yang kuat. Selintas tak mungkin bisa bertahan hidup dalam kondisi seperti ini.
Kekuatan Bunda Hajar adalah selalu berdoa. Berusaha dengan sungguh-sungguh, berlari-lari kecil mencari sumber air antara Bukit Safa dan Marwa. Kini menjadi syariat Ibadah Haji.
Walau penuh kepayahan tetap penuh keyakinan bahwa Allah sebagai Maha Pemberi Pertolongan. Hingga Bunda Hajar akhirnya diberikan karunia berupa sumber air zamzam yang keluar dari telapak kaki ananda Ismail di padang pasir.
5. Wanita yang Mental Heathnya terjaga
Mental Healthnya telah teruji sejak kecil saat orang tua sudah tiada karena bergantinya kekuasaan. Seperti kisah dongeng, dari putri raja menjadi budak. Bukan hal yang mudah menerima takdir. Perjalanan hidupnya telah menempanya menjadi pribadi yang tangguh.
Penyembelihan ananda Ismail, putra Bunda Hajar hingga diganti Kibas, menunjukkan pengorbanan sebenarnya dari Bunda Hajar. Selintas seperti Ibu yang tega, tapi inilah perintah Allah. Keikhlasannya yang selalu terjaga telah menghantarkan risalah tauhid dari suami dan anaknya hingga akhir zaman.
BACA JUGA: Cemburukah Sarah terhadap Hajar?
Demikian lima hal penting dalam hidup Bunda Hajar istri Nabi Ibrahim as yang dapat kita teladani.
Kekuatan Bunda Hajar adalah doa dan keyakinan kepada Allah. Bersungguh-sungguh dan mendapat bimbingan dari sahabat terdekat pada saat itu dari Bunda Sarah dan mentaati segala perintah pengemban risalah yaitu Nabi Ibrahim as.
Segala kesempitan telah melahirkan potensi kepemimpinan wanita bernama Bunda Hajar. Tetap memelihara pemikiran untuk selalu positif dengan keadaan. Mari berkaca dari Bunda Hajar mensikapi masalah tanpa resah, kecewa atau putus asa dan hal negatif lainnya.
Wallahualam. []