KEMATIAN adalah takdir seluruh makhluk yang bernyawa, seperti manusia, jin, hewan, dan makhluk-makhluk ciptaan Allah lainnya. Kematian tidak bisa dihindari dan tidak ada manusia yang bisa lari darinya.
Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, kematian merupakan petunjuk atas rububiyah. Lewat rahasia bunyi ayat Alquran,
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
“Dzat yang telah menciptakan kematian dan kehidupan.” (QS Al Mulk 2 )
dapat dipahami bahwa kematian merupakan dalil keesaan yang sangat kuat sama seperti kehidupan.
BACA JUGA: Apakah Malaikat akan Mati sebagaimana Manusia dan Jin?
“Kematian bukanlah ketiadaan, kebinasaan, kefanaan, kesia-siaan, atau kehancuran alamiah tanpa ada pelaku. Tetapi ia adalah pembebasan tugas dari Pelaku Yang Mahabijak,” kata Nursi dikutip dari bukunya yang telah dialihbahasakan berjudul “Jendela Tauhid”
Menurut Nursi, kematian adalah perpindahan tempat, pergantian tubuh dengan tubuh yang lain, tanda berakhirnya tugas hidup, pembebasan dari penjara fisik, dan penciptaan teratur yang baru sesuai dengan hikmah Ilahi, seperti yang telah dijelaskan Nursi pada “Surat Pertama” dalam buku al-Maktubat.
“Ya, sebagaimana makhluk hidup yang tersebar di seluruh bumi dengan kehidupannya menjadi petunjuk atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta Yang Mahabijak, maka dengan kematiannya mereka juga menjadi saksi atas keabadian dan keesaan Dzat Yang Mahahidup dan Abadi,” jelas Nursi.
Sebagaimana keberadaan makhluk hidup menunjukkan keberadaan Sang Pencipta Yang Mahahidup, lanjut Nursi, maka kematian mereka juga menjadi saksi atas keabadian dan keesaan Dzat Mahahidup Yang Mahaabadi.
“Bukti atas hal tersebut adalah permukaan bumi. Tatanan menakjubkan yang mengendalikan seluruh bumi dan yang dapat kita lihat dengan jelas menjadi saksi yang jujur atas keberadaan Pencipta Yang Mahakuasa,” tulisnya.
Ketika salju menutupi permukaan bumi di musim dingin, dan makhluk hidup yang ada di atasnya semuanya mati, maka pemandangan kematian mengalihkan pandangan manusia ke arah yang jauh. Ia berfantasi pergi jauh ke masa lalu yang memuat “jenazah” setiap musim semi yang telah berlalu.
Menurut Nursi, pada saat itulah tersingkap pemandangan kematian dan kehidupan dalam bentuk yang lebih luas daripada yang tampak sekarang.
Pasalnya, setiap musim semi yang berlalu di mana jumlahnya tak terhingga memuat berbagai mukjizat qudrah Ilahi sepenuh bumi. Hal itu memperingatkan manusia mengenai datangnya sejumlah entitas yang akan hidup dan memenuhi bumi pada musim semi yang akan datang.
Dengan ini, maka dapat diketahui bahwa kematian musim semi menjadi saksi yang jujur, dalam skala yang sangat besar dan dalam bentuk yang sangat menakjubkan, atas keberadaan dan keesaan Sang Pencipta Yang Mahaagung, Mahakuasa Yang Mahasempurna, Mahahidup Yang Berdiri Sendiri dan Cahaya Abadi.
Nursi menambahkan, kematian ini memperlihatkan sejumlah petunjuk cemerlang sampai pada tingkat yang memaksamu untuk mengucap secara spontan, “Aku beriman kepada Allah Yang Maha Esa.”
Setidaknya ada lima hikmah mengapa Allah SWT mematikan manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam situs Mawdoo3.
Hikmah yang pertama yaitu mempertegas kekuasaan Allah SWT, khususnya sejak proses penciptaan manusia. Kemudian, menjalani kehidupannya di bumi. Hingga akhirnya, manusia meninggal dunia. Semua itu terjadi hanya karena kekuasaan Allah SWT. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
فَلَوْلَا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ*تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (QS Al Waqiah 86-87).
Hikmah kedua, mengenalkan hakikat manusia melalui kematian. Karena, Allah menciptakan manusia tidak sia-sia, tetapi untuk alasan dan tujuan yang besar.
Hikmah ketiga, Allah SWT mempercayakan manusia sebagai khalifah di bumi. Mereka berhasil hidup berdampingan satu sama lain. Jika manusia tidak melahirkan keturunan, maka manusia sebagai khalifah di muka bumi ini akan sirna.
BACA JUGA: Kurangi Angka Kematian COVID-19, Sinergi Foundation Buat Program Sahabat Isoman
Hikmah keempat, Allah mematikan manusia dari dunia ini untuk mengetahui mereka yang mematuhi-Nya dan mereka yang tidak mematuhi-Nya. Dalam Alquran, Allah berfirman:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Mahapengampun.” (QS Al Mulk 2)
Hikmah kelima, merasakan nikmat besar dari Allah SWT. Jika bukan karena kematian, manusia tidak akan bisa hidup di bumi, dan manusia tidak akan mendapat tempat yang baik di dalamnya. []