BAHAGIALAH bagi Anda yang suka menghadiri majelis ilmu atau mungkin kita lebih kenal dengan nama kajian. Entah itu kajian yang diadakan di masjid maupun di gedung dan tempat lain. Dibawah ini ada beberapa keutamaan bagi orang-orang yang suka menghadiri majelis ilmu atau kajian.
BACA JUGA: Ketika Malaikat Mendapati Satu Majelis Dzikir
Makna dari “mereka akan dilingkupi para malaikat“ dijelaskan oleh Al Mula Ali Al Qari:
“Maknanya mereka akan ditolong dan dimudahkan dalam upaya mereka menuntut ilmu” (Mirqatul Mafatih, 1/296).
Merupakan jihad fi sabilillah
Orang yang berangkat ke masjid untuk menuntut ilmu syar’i dianggap sebagai jihad fi sabilillah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya.” (HR. Ibnu Hibban).
Dicatat sebagai orang yang shalat hingga kembali ke rumah
Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis ilmu dan selama ada di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini (kemudian beliau mencontohkan tasybik dengan jari-jarinya).” (HR. Al Hakim, Ibnu Khuzaimah).
Tasybik adalah menjalin jari-jemari.
Dicatat amalannya di ‘illiyyin
Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu) hingga waktu shalat selanjutnya (semisal pengajian antara maghrib dan isya), maka ia terus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang yang setelah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap di sana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) di antara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin” (HR. Abu Daud).
Dijelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili hafizhahullah:
“Catatan amal di ‘illiyyin adalah catatan amal yang tidak akan rusak dan tidak akan dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak akan terkurangi sedikit pun.”
Dimudahkan jalannya menuju surga
Orang yang keluar dari rumahnya menuju masjid untuk menuntut ilmu syar’i, maka ia sedang menempuh jalan menuntut ilmu. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga.” (HR. At Tirmidzi, Abu Daud).
BACA JUGA: Kehadiran Imam Ahmad bin Hambal di Majelis Imam Asy-Syafi’i
Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat
Orang yang mempelajari Al Qur’an di masjid disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendapat ketenangan, rahmat dan pemuliaan dari Malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim). []
SUMBER: MUSLIM.OR.ID