PRESIDEN Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Ia menjabat dari tahun 1967 hingga 1998, menjadikannya presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Indonesia, yaitu sekitar 31 tahun. beliau wafat pada 27 Januari 2008, di Jakarta.
Berikut adalah beberapa kisah mengharukan Presiden Soeharto, yang jarang diketahui orang, namun menggambarkan sisi lain dari sosok yang dikenal sebagai “Bapak Pembangunan” Indonesia:
1. Menangis Saat Menguburkan Ibu Tercinta
Presiden Soeharto dikenal sebagai pribadi yang tegas dan pendiam. Namun, saat sang ibu, Ibu Sukirah, wafat pada tahun 1981, Soeharto tampak sangat terpukul.
Saat proses pemakaman berlangsung di dusun Kemusuk, Yogyakarta, Soeharto tampak tidak kuasa menahan air mata. Ia bahkan menunduk lama di sisi makam sang ibu.
“Saya ini orang desa, Bu. Tapi saya akan buktikan bahwa orang desa pun bisa memimpin bangsa,” katanya dulu pada sang ibu. Momen kehilangan itu mengingatkan Presiden Soeharto pada janji masa kecilnya.
BACA JUGA: Kenapa Sebagian Besar Bangsa Indonesia Mencintai Presiden Soeharto?
2. Tetap Kunjungi Sahabat Lamanya Meski Sudah Jadi Presiden
Presiden Soeharto tidak pernah melupakan masa lalunya. Salah satu kisah mengharukan adalah saat ia diam-diam mengunjungi sahabat lamanya di desa setelah menjadi Presiden.
Tanpa pengawalan berlebihan, ia menyambangi rumah sahabat masa kecilnya hanya untuk sekadar bersilaturahmi, mengenang masa lalu, dan menunjukkan bahwa kekuasaan tak mengubah segalanya.
3. Mengadopsi Anak dari Keluarga Tak Mampu
Di luar sorotan media, Presiden Soeharto pernah mengadopsi seorang anak dari keluarga tidak mampu. Ia membiayai sekolah dan kehidupan anak itu hingga dewasa. Ketika ditanya alasannya, ia berkata, “Kalau kita bisa bantu satu anak untuk hidup lebih baik, itu berarti kita telah menolong masa depan bangsa.”
BACA JUGA: Kisah Presiden Soeharto Naik Haji
4. Sering Mengirim Uang Diam-diam ke Veteran dan Janda Pejuang
Banyak yang tidak tahu, Presiden Soeharto secara pribadi sering mengirimkan bantuan finansial kepada para veteran perang dan janda-janda pejuang kemerdekaan. Ia merasa punya hutang moral kepada para pejuang yang telah berkorban demi negeri ini. Namun bantuan itu kerap diberikan tanpa publikasi.
5. Meminta Maaf di Akhir Kepemimpinannya
Di tengah krisis 1998 yang memaksanya mundur, Presiden Soeharto akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia. Dalam pidatonya, ia mengakui kekurangan dan kesalahan selama memimpin. Meskipun bagi sebagian orang terlambat, namun itu adalah momen langka dari seorang pemimpin yang telah berkuasa selama 32 tahun. []