TIDAK ada seorang pun yang mengetahui ilmu gaib kecuali Allah SWT. Allah ta’ala berfirman,
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al An‘am: 59)
BACA JUGA: Shalat Ghaib, Bagaimana Syariatnya?
Kata مَفَاتِحُ (mafatih) memiliki beberapa makna :
Jamak dari مِفْتَاحٌ (miftah) yang bermakna pembuka pintu.
Jamak dari مَفْتِحٌ (maftih) yang bermakna simpanan.
Dan مَفَاتِحُ الغَيْبِ (mafatihul ghaib) maknanya adalah kunci-kunci ilmu gaib.
Kunci-kunci ilmu gaib ini tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Malaikat dan para Rasul ‘alaihis shalatu wa sallam tidak mengetahuinya, termasuk utusan dari kalangan malaikat yang paling mulia, Jibril, dan utusan dari kalangan manusia yang paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa mengklaim mengetahui ilmu gaib, maka ia telah berbuat syirik karena mengklaim Allah memiliki tandingan dalam perkara yang khusus bagi Allah dan telah mendustakan Al Qur’an.
Allah ta’ala menjelaskan secara rinci mengenai kunci-kunci ilmu gaib dalam firman-Nya,
اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (QS. Luqman : 34).
Berdasarkan ayat tersebut, kunci-kunci ilmu gaib ada lima, yaitu sebagai berikut.
1. Hari kiamat
Ilmu tentang hari kiamat adalah kunci tentang kehidupan akhirat. Hanya Allah yang mengetahui kapan hari kiamat akan datang. Allah telah banyak memberi peringatan kepada seluruh manusia tentang hal ini, diantaranya dalam firman-Nya,
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (١) لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ (٢) خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ (٣) إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا (٤) وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا (٥) فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا (٦)
“Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.” (QS. Al Waqi’ah: 1-6)
2. Turunnya hujan
Al-ghaits bermakna menghilangkan kesusahan, maksudnya adalah al-mathar atau hujan. Hujan menghilangkan kesusahan di musim kering dan musim kemarau. Allah mengetahui waktu turunnya hujan, adapun manusia tidaklah mengetahuinya. Turunnya hujan adalah kunci untuk kehidupan di bumi dengan tanaman yang tumbuh di atasnya. Dengan hidupnya tumbuh-tumbuhan, akan membuahkan kebaikan di padang rumput, kebun, sawah, dan semua yang berkaitan dengan maslahat para hamba.
Disebutkan dalam ayat “al-ghaits” bukan “al-mathar”, karena “al-mathar” bermakna turunnya hujan namun tidak menumbuhkan tanaman, bumi tetap kering. Sementara, “al-ghaits” adalah hujan yang menjadi awal kehidupan bumi dan menumbuhkan tanaman.
3. Apa yang berada di dalam rahim
Allah mengetahui apa yang berada di perut-perut ibu yang sedang mengandung. Di zaman ini, teknologi sudah semakin maju. Manusia dapat mengetahui jenis kelamin janin yang berada di rahim dengan menggunakan USG (ultrasonography). Hal ini tidaklah menunjukkan bahwa manusia mengetahui hal gaib yang berada di dalam rahim. Sebab, manusia baru mengetahui jenis kelamin pada janin setelah terbentuk pada janin tersebut, tidak sejak awal. Tidak jarang hasil USG menunjukkan kesalahan. Manusia tidak mengetahui secara pasti kapan janin mulai ada, sampai kapan ia akan hidup, apakah ia akan sengsara atau bahagia, dan tidak mengetahui pula apakah ia akan kaya atau fakir. Akan tetapi, Allah telah mengetahui segala hal tersebut.
4. Apa yang dilakukan di hari esok
Hal ini adalah kunci tentang apa yang dikerjakan oleh manusia di waktu yang akan datang. Apabila manusia tidak mengetahui apa yang akan dia kerjakan untuk dirinya sendiri, maka dia juga tidak mengetahui apa yang akan dikerjakan oleh orang lain.
Apabila manusia mengatakan, “Saya mengetahui apa yang akan dikerjakan di hari esok, saya akan pergi ke tempat Fulan, atau membaca, atau mengunjungi kerabat saya.” Maka, apa yang direncanakan manusia tersebut bisa berubah karena terdapat hal yang menghalangi dia mengerjakan hal-hal tersebut, semisal sakit.
BACA JUGA: Bisikan Ghaib Sang Istri Khalifah
5. Tempat kematian
Manusia tidak mengetahui di mana ia akan mati, apakah di tempat ia tinggal atau belahan bumi yang lain? Apakah di negeri Islam atau di negeri kafir? Apakah di daratan, di lautan, atau di udara? Manusia juga tidak mengetahui kapan maut akan menjemputnya. Tidak mungkin ia mengetahui di belahan bumi mana ia akan mati, dia mempersiapkan tempat tersebut, sedangkan dia tidak mengetahui kapan dia akan mati. Wallahu a’lam. []
SUMBER: MUSLIMAH