Rasulullah tak hanya terancam jiwanya ketika masih hidup, bahkan saat telah meninggal pun jasadnya diincar oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Mereka mencoba mencuri jenazah Rasulullah SAW, namun percobaan pencurian itu selalu kandas. Berikut kami rangkum lima peristiwa dimana jasad Rasulullah akan dicuri.
1. Masa Al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy bag 1
Kisah pencurian jasad Nabi ini ditulis oleh Muhammad Ilyas ‘Abdul Ghani, dalam buku “Sejarah Masjid Nabawi as-Syarif”.
Dalam bukunya itu Abdul Ghani menulis bahwa percobaan pencurian jasad Rasulullah yang pertama dilakukan, adalah pada masa al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy.
Al-Hakim dituliskan sebagai sosok raja dzalim dari Daulah Fatimiyah. Padahal ia menganut agama Islam, namun menyimpang dari ajaran Allah. Pada masanya pemerintahannya, rakyat Mesir disebut-sebut tidak bisa tidur tenang karena kedzalimannya tersebut.
Ketika Al-Hakim berkuasa, seorang Zindiq mengusulkan kepadanya agar mencuri jasad Nabi. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian manusia kepada Al-Hakim beserta negerinya. Dengan menghadirkan Rasulullah ke Mesir, maka negeri ini akan menggantikan Madinah. Kemudian Ia berencana memerangi rakyatnya.
Namun Allah SWT tidak tinggal diam dengan rencana jahat tersebut. Sangat mudah bagi-Nya menggagalkan niat jahat Al-Hakim. Pada malam rencana itu dijalankan, ternyata Allah meniupkan angin ke Madinah, dan bumi hampir tergoncang karena kuatnya hembusan angin itu. Hal ini kemudian menghalangi para penjahat tersebut mencapai tujuannya.
2. Masa Al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy bag 2
Ternyata kegagalan rencana awal tidak membuat raja yang mulai memimpin pada usia 11 tahun tersebut jera. Al-Hakim kembali menyusun rencana untuk mencuri jasad Rasulullah SAW. Kali ini prajuritnya mampu memasuki Madinah. Bahkan seorang utusannya tinggal di dekat Masjid Al-Haram An-Nabawi.
Prajurit Al-Hakim mulai menggali tanah guna membuat terowongan menuju makam Nabi Muhammad. Namun pertolongan Allah kembali datang. Terdengar seruan ditengah-tengah masyarakat Madinah, “Nabi kalian akan digali (kuburnya)”.
Masayarakat pun langsung menyelidiki seruan itu, dan mereka mendapati utusan Al-Hakim tengah menggali terowongan menuju makam Nabi. Prajurit itu kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman.
3. Jenazah Rasulullah hendak dicuri para penguasa Eropa
Peristiwa ini terjadi pada 1164 atau 557 H, dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi Al-Madinah Al Munawarah. Saat itu, kondisi umat Islam dalam keadaan lemah, hingga para penguasa dari Eropa bersepakat untuk mencuri jasad Rasulullah.
Setelah kesepakatan disetujui, para penguasa negeri-negeri di Eropa itu kemudian mengirim dua utusan untuk mencuri jenazah Rasul pada musim Haji. Kedua orang itu menyamar sebagai jemaah haji dari Andalusia yang memakai pakaian khas Maghribi. Keduanya ditugaskan melakukan pengintaian awal, untuk kemudian mencari kesempatan mencuri jasad Nabi SAW.
Setelah melakukan kajian lapangan, keduanya memberanikan diri untuk menyewa sebuah penginapan yang lokasinya dekat dengan makam Rasulullah. Mereka membuat lubang dari dalam kamar menuju ke makam Rasulullah SAW. Belum sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut digagalkan Allah SWT melalui seorang hambaNya, yaitu Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki.
Sang Sultan penguasa Mesir dan Siria itu pada suatu malam bermimpi bertemu Rasulullah. Sang Nabi sedang menudingkan tangannya ke arah dua orang berwajah Eropa, seraya berkata, “Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini!”
Ia terbangun dan terkejut lalu berwudhu dan melanjutkan tidurnya. Namun Ia kembali bermimpi yang sama hingga tiga kali berturut-turut. Pagi harinya Ia menceritakan mimpinya kepada para menteri dan berfikir bahwa telah terjadi sesuatu di Madinah. Akhirnya Sultan bersama pengawalnya berangkat ke Madinah.
Sesampainya di sana, sultan mengumpulkan seluruh masyarakat Madinah untuk mengenali wajah mereka. Ini bertujuan untuk melihat adakah wajah yang mirip dengan yang ada di mimpinya. Pada awalnya Ia tidak menemukan dua wajah tersebut.
Lantas Sultan bertanya, “Masih adakah yang lain?”
Salah satu penduduk Madinah menjawab, “Memang masih ada, yaitu dua orang jamaah haji dari Maroko yang mukim di sini, mereka saleh dan kaya, sering membagi sedekah dan selalu shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Mereka merasa sudah cukup tidak perlu ambil sedekah atau hadiah.
“Datangkan mereka ke sini sekarang juga!” perintah Sultan.
Ternyata dua orang ini mirip dengan yang ada di mimpinya. Sultan lalu memeriksa keduanya dan mendapati rumah mereka terdapat lubang menuju makam Nabi. Keduanya mengaku melaksanakan tugas suci dari sebuah Liga Internasional untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW dan dibawa ke Eropa.
4. Kelompok Perampok
Usaha keempat ini dilakukan saat sejumlah orang mencuri dan merampok kafilah jamah haji, kemudian mereka bertekad untuk menggali kuburan Nabi SAW.
Mereka berbicara dan terang-terangan mengutarakan niat mereka. Kemudian mereka menyeberangi laut menuju Madinah.
Upaya ini kandas setelah kapal mereka yang telah disiapkan dari Mesir al-Iskandariyah, diserang.
5. 40 Orang Ingin Menggali Makan Abu Bakar dan Umar
Usaha kelima dilakukan dengan rencana menggali makam Abu Bakar dan Umar. Itu terjadi di pertengahan abad ke tujuh Hijriyah.
Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki ingin menggali kubur di malam hari. Namun ketika mereka melancarkan aksinya, bumi terbelah dan menelan mereka semua.
Kisah ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy, yakni Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy. []
Sumber: Arsip Islampos