DALAM beberapa tahun terakhir, konsep pemberian gaji atau tunjangan kepada warga yang tidak bekerja semakin menarik perhatian dunia. Beberapa negara menerapkan kebijakan ini sebagai bentuk jaring pengaman sosial untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga stabilitas sosial. Berikut adalah negara-negara yang memberikan gaji kepada warganya yang menganggur dan alasan di balik kebijakan tersebut.
1. Finlandia: Eksperimen Universal Basic Income (UBI)
Finlandia menjadi salah satu negara yang paling dikenal dalam penerapan konsep Universal Basic Income (UBI). Pada tahun 2017-2018, Finlandia mengadakan uji coba UBI dengan memberikan tunjangan bulanan sebesar €560 kepada 2.000 warganya yang menganggur, tanpa syarat tambahan.
BACA JUGA:Â 7 Cara Mengatur Keuangan agar Gaji Tidak Habis Sebelum Akhir Bulan
Tujuan:
- Mengurangi tekanan mental akibat ketidakpastian ekonomi.
- Meningkatkan motivasi untuk mencari pekerjaan tanpa rasa takut kehilangan tunjangan.
- Meningkatkan kesejahteraan psikologis warga.
Hasil:
Eksperimen ini menunjukkan bahwa penerima tunjangan merasa lebih bahagia dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Namun, dampak pada pencarian kerja tidak signifikan. Meskipun demikian, kebijakan ini tetap menjadi inspirasi global untuk mendukung masyarakat yang rentan.
2. Norwegia: Generous Unemployment Benefits
Norwegia dikenal memiliki sistem kesejahteraan yang sangat baik, termasuk tunjangan pengangguran. Warga negara Norwegia yang kehilangan pekerjaan berhak menerima hingga 62,4% dari pendapatan mereka sebelumnya selama 2 tahun.
Syarat:
- Harus terdaftar sebagai pencari kerja aktif.
- Pernah bekerja setidaknya selama 12 bulan dalam 3 tahun terakhir.
Keunggulan:
Sistem ini dirancang untuk memberikan stabilitas ekonomi sementara bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, sehingga mereka dapat fokus mencari pekerjaan baru tanpa tekanan finansial yang berat.
3. Jerman: Arbeitslosengeld (Unemployment Benefit)
Jerman juga memiliki sistem tunjangan pengangguran yang kuat. Tunjangan ini dikenal sebagai Arbeitslosengeld I dan Arbeitslosengeld II.
- Arbeitslosengeld I: Diberikan kepada warga yang kehilangan pekerjaan, dengan jumlah tunjangan sekitar 60-67% dari gaji sebelumnya selama maksimal 12 bulan.
- Arbeitslosengeld II: Dikenal sebagai tunjangan dasar, diberikan kepada mereka yang belum mendapatkan pekerjaan setelah periode Arbeitslosengeld I berakhir.
Tujuan:
Mendukung warga negara dalam masa transisi kerja sambil memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
4. Belanda: Comprehensive Social Welfare System
Belanda memiliki salah satu sistem tunjangan pengangguran yang sangat terorganisir. Warga negara yang menganggur berhak menerima tunjangan berdasarkan lama waktu mereka bekerja sebelumnya.
Kebijakan:
- Tunjangan diberikan selama 3-38 bulan, tergantung pada masa kerja sebelumnya.
- Besaran tunjangan adalah 75% dari gaji sebelumnya pada 2 bulan pertama, kemudian 70% untuk bulan-bulan berikutnya.
Sistem ini didesain untuk memberikan dorongan bagi individu yang kehilangan pekerjaan agar dapat tetap hidup dengan layak sambil mencari peluang kerja baru.
5. Swiss: Eksperimen Pendapatan Dasar Universal
Pada tahun 2016, Swiss mengadakan referendum untuk mengusulkan penerapan Universal Basic Income. Dalam usulan tersebut, setiap warga negara akan menerima tunjangan bulanan sekitar $2.500 tanpa syarat apapun, baik mereka bekerja ataupun menganggur.
Hasil Referendum:
Meskipun mayoritas masyarakat menolak usulan tersebut, gagasan UBI tetap menjadi topik diskusi penting, khususnya dalam menghadapi tantangan otomatisasi dan pengurangan lapangan kerja di masa depan.
Manfaat dan Tantangan Kebijakan Gaji bagi Pengangguran
Manfaat:
- Memberikan rasa aman kepada warga yang menghadapi ketidakpastian ekonomi.
- Meningkatkan kesejahteraan mental dan mengurangi stres.
- Meningkatkan daya beli masyarakat, yang berdampak positif pada perekonomian.
BACA JUGA:Â Risiko Kuliah Sambil Mengajar Ngaji
Tantangan:
- Beban Anggaran Negara: Kebijakan ini membutuhkan dana besar yang dapat membebani anggaran negara.
- Moral Hazard: Ada kekhawatiran bahwa pemberian tunjangan tanpa syarat dapat mengurangi motivasi kerja.
- Efektivitas: Tidak semua kebijakan ini berhasil meningkatkan tingkat partisipasi kerja.
Pemberian gaji atau tunjangan kepada warga yang menganggur merupakan bentuk komitmen negara dalam menjaga kesejahteraan masyarakat. Meskipun kebijakan ini membawa manfaat besar, implementasinya membutuhkan perencanaan matang agar tidak membebani anggaran negara dan tetap mendorong produktivitas masyarakat. Dengan melihat pengalaman negara-negara lain, konsep ini dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan sistem kesejahteraan yang lebih inklusif di masa depan. []