AL-FAQIH berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, Ibrahim bin Nashr menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mas’adah Al-Mawarzi menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Abdul Majid dari Imran Al-Qaththan dari Qatadah dari Khalid Al-Qashri dari Abud Darda ra., di mana ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ada lima hal yang barangsiapa nanti pada hari kiamat membawanya dengan penuh rasa iman, maka ia masuk surga, (yaitu):
1. Orang yang Akan Masuk Surga: Orang yang menjaga shalat yang lima tepat pada waktunya, dengan wudhunya, rukuknya dan sujudnya (yang sempurna);
BACA JUGA: 3 Golongan Manusia yang Haram Masuk Surga
2. Orang yang Akan Masuk Surga: Orang yang menunaikan zakat dari hartanya dengan senang hati. Kemudian beliau bersabda: Demi Allah, tidak bisa mengerjakan yang demikian itu kecuali orang yang beriman;
3. Orang yang Akan Masuk Surga: Orang yang berpuasa pada bulan ramadhan;
4. Orang yang Akan Masuk Surga: Orang yang berhaji ke Baitullah apabila ia mampu mengadakan perjalanan ke sana;
5. Orang yang Akan Masuk Surga: Orang yang menunaikan amanah.
Orang-orang yang berada di situ bertanya: “Wahai Abud Darda, apakah amanah itu?”
Ia menjawab: “Mandi jinabat; karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengamanatkan sesuatu kepada manusia dari urusan agamanya selain itu.”
Al-Faqih berkata: Ayahku menceritakan kepadaku, Abul Hasan Muhammad bin Jamm di Samarkand menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma’il Al-Makki menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Abu Zaman menceritakan kepada kami dari Abul Fadla’il At-Taimi dari Abu Zar’ah dari Abu Hurairah ra., dimana ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepada Bilal setelah selesai mengerjakan shalat shubuh:
“Ceritakanlah kepadaku, amalan istimewa apa yang kamu kerjakan dalam Islam, karena tadi malam aku mendengar suara sandalmu di dalam surga.”
BACA JUGA: 4 Kriteria Wanita Penghuni Surga
Bilal berkata, “Saya tidak mengerjakan suatu amalan yang istimewa dalam Islam. Menurut saya, hanya saja setiap saya bersuci baik di waktu malam maupun siang, saya selalu mengerjakan shalat kepada Tuhanku sesuai dengan kemampuanku.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Saya tidak pernah bersuci melainkan langsung bersuci lagi, dan saya tidak bersuci melainkan langsung mengerjakan shalat dua raka’at.” Wallaahu ‘alam . []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin/Karya: Abu Laits As Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang