Oleh: Raiiq Ridwan
(Mahasiswa kedokteran Bangladesh di University of Bristol, Inggris)
1440 tahun yang lalu adalah titik balik terbesar dalam kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Migrasi atau hijrah Nabi Muhammad adalah titik balik dalam sejarah. Itu adalah awal periode ketika dia beralih dari seorang yang tertindas di Mekah menjadi orang yang kembali sebagai penguasa yang baik.
Dia harus menyelinap pergi di malam hari menghindari pembunuh dan akan kembali bertahun-tahun kemudian, lalu menang dengan memuliakan Allah. Pelajaran dari Hijrah itu abadi dan dapat kita renungkan selama-lamanya. Bahkan, selama masa Nabi, menjelang akhir hidupnya, Allah mengingatkan orang-orang beriman tentang Hijrah dan bagaimana Allah telah membantunya melewatinya.
“Jika Anda tidak membantu Nabi – Allah telah membantunya ketika mereka yang tidak percaya telah mengusirnya (dari Mekah) sebagai salah satu dari dua, ketika mereka berada di gua dan dia berkata kepada temannya, ‘Jangan berduka; sesungguhnya Allah beserta kita.’ Dan Allah menurunkan ketenangannya kepadanya dan mendukungnya dengan malaikat yang tidak Anda lihat dan membuat firman orang-orang kafir yang terendah, sedangkan firman Allah – yang tertinggi. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS 9: 40 )
Pelajaran dari hijrah itu banyak sekali, namun dapat difokuskan pada 5 hal.
1 1. Allah Tidak Membutuhkan Kita
Allah memulai di awal ayat bahwa bahkan jika orang-orang beriman tidak membantu Nabi dalam keadaan tidak terlalu sulit itu, maka itu bukan masalah. Allah akan membantu Nabi-Nya dan agama-Nya dengan cara yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun.
Semua orang di Mekah mengharapkan Nabi mati pada pagi hari, namun Allah menyelamatkannya dan membawanya ke Madinah. Dia tidak membutuhkan pasukan untuk melindunginya – dia hanya membutuhkan Allah.
Ini adalah pengingat bagi kita bahwa setiap kali kita melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Islam, kita hanya membantu diri kita sendiri. Allah tidak membutuhkan kita, tapi Dia akan melindungi iman dan warisan Nabi-Nya yang kita pegang teguh.
Kita lah yang membutuhkan Dia, dan apa pun yang kita lakukan baik untuk kita, dan Allah adalah As-Samad, Dia yang bebas dari kebutuhan tetapi semua orang bergantung pada-Nya.
2 2. Memercayai Allah di Saat Kesulitan akan Membawa Kemudahan
Abu Bakar dan Nabi (saw) berada di gua dan tidak memiliki jalan keluar. Orang Quraish ada di dekatnya dan mencari mereka. Ketika mereka mendekat, Abu Bakar berbisik kepada Nabi tentang kegelisahannya. Saat itulah Nabi menjawab, “Jangan bersedih hati, Allah beserta kita.”
Nabi tidak tahu persis apa yang akan terjadi atau bagaimana Allah akan menyelamatkan mereka. Tetapi dia tahu bahwa ketika mereka berada di jalan Allah, Dia akan mencukupi, dan Dia melakukannya. Dan bersamaan dengan itu Dia menurunkan ketentraman, yang hanya bisa terjadi setelah menaruh kepercayaan pada Allah dan membiarkan Dia melakukan apa yang Dia lakukan.
3 3. Patuhi Perintah Allah meskipun itu tidak masuk akal
Kehidupan Rasul telah berubah secara dramatis sejak ia menjadi seorang Nabi. Dan terlepas dari semua ini ia tetap seorang Utusan. Dia tidak pernah menyerah pada apapun termasuk semua penganiayaan, dan bahkan harus diusir dari rumahnya. Namun, dia terus berjalan.
Ini mungkin terdengar agak aneh bagi kita, mengapa dia terus berjalan. Sesungguhnya, ini adalah ajaran bahwa kita mematuhi perintah Allah karena Dia memerintahkan, bukan karena itu masuk akal atau tidak bagi kita. Kita mengikuti, dan percaya bahwa Dia akan membuat segala sesuatunya bekerja sebagaimana Dia telah memerintahkan kita untuk melakukan hal yang sama.
4 4. Dibalik kesulitan ada kemudahan
Nabi sudah lama menderita. Sudah 13 tahun hampir disiksa, dan baru sekarang dia akan keluar dari rasa sakit yang telah diberikan oleh orang Mekah kepadanya. Tetapi sedikit yang dia tahu bahwa Allah telah merencanakan begitu banyak. Semua rasa sakit itu merupakan satu hal tetapi apa yang akan datang jauh lebih baik dari hal itu. Dan dengan kesulitan yang dia hadapi, dia akan melangkah untuk membuka tanah baru, kehidupan yang baru.
Dia akan menjadi ‘Raja’ Madinah, Nabi yang mengirim surat ke berbagai kepala negara untuk menerima Islam dan dengan semua ini akhirnya akan datang kemenangan bagi Mekah. Dan janji Allah benar. Di balik kesulitan itu ada kemudahan.
5 5. Persaudaraan
Hijrah mengajarkan kita tentang persaudaraan. Orang-orang Muslim beremigrasi dari Mekah dengan sedikit atau tanpa harta sama sekali, dan mereka kemudian diterima di Madinah seolah-olah mereka adalah penduduk pribumi.
Orang-orang Madinah berbagi rumah, makanan, dan apa pun yang mereka miliki untuk membantu saudara-saudara mereka dari Mekah supaya bisa menetap. Ini adalah salah satu ungkapan persaudaraan terbaik dalam sejarah kemanusiaan. Dan itu adalah sesuatu yang dibawa Islam. Itu dibesarkan hanya dengan memahami bahwa mereka semua dipersatukan di bawah satu komando Nabi Muhammad.
Kelima hal itu hanya beberapa dari banyak, banyak pelajaran yang diajarkan peristiwa hijrah Nabi kepada kita.
Hari ini, ketika dunia mulai menuju kekacauan, dan hidup menjadi sulit lagi, perlu diingat Hijrah yang terjadi 1438 tahun yang lalu. Yang paling penting, mari kita semua membuat Hijrah kita sendiri, dari perbuatan yang Allah tidak sukai terhadap perbuatan yang Allah cintai. []
SUMBER: ABOUT ISLAM