4. Jalani kehidupan untuk melayani orang lain dan siapkan warisan Anda
Ali menjalani tahun-tahun terakhir hidupnya untuk melayani orang lain. Dia membangun sebuah masjid di Afrika dan mulai mendirikan sekolah untuk ratusan anak yatim serta proyek-proyek lainnya melalui kegiatan amal Muslimnya di seluruh dunia.
BACA JUGA: 5 Pelajaran Penting yang Bisa Kita Tiru dari Hidup Ali Banat (1)
Semua pekerjaan amal yang dilakukan Ali akan menjadi sarana sadaqah jariyah untuk dia, yang berarti dia akan terus mendapatkan pahala (insyaAllah) selama orang terus mendapat manfaat dari proyek yang digagasnya.
Ali telah meninggalkan warisan di dunia dan kita harus bertanya pada diri sendiri, warisan apa yang akan kita tinggalkan setelah kita meninggal dunia? Bagaimana kita akan diingat? Berapa banyak hati yang akan kita sentuh?
Kita seharusnya tidak melakukan apa pun untuk dipuji oleh orang-orang tetapi jika kita tulus, Allah akan membuat hati orang-orang untuk menyayangi kita dan mengingat bahkan setelah kita meninggal dunia.
Kita tidak harus mengubah dunia atau mendirikan organisasi amal yang besar. Bahkan jika kita menyentuh kehidupan satu orang saja, bisa jadi itu adalah warisan yang baik juga. Jika kita memiliki anak dan kita dapat memastikan mereka menjadi Muslim yang baik yang bermanfaat bagi masyarakat, maka itu juga merupakan warisan yang baik untuk ditinggalkan.
5. Ketahuilah, hidup itu bersifat sementara
Setelah diberikan waktu hanya tujuh bulan untuk hidup, Ali tidak lagi memiliki keinginan dalam mobil super yang dimilikinya dan dia ingin memberikan semua harta duniawinya, seperti jam tangan mahal dan pakaian desainernya sehingga dia bisa mulai mempersiapkan diri untuk akhirat (kehidupan selanjutnya).
Meskipun tidak ada yang salah dengan hal-hal seperti itu, Ali menyadari bahwa barnag-barangnya tidak akan memberikan manfaat di akhirat dan dia ingin mempersiapkan kehidupan selanjutnya dengan menyumbangkan apa yang dia miliki untuk amal.
BACA JUGA: Sumayyah dan Abdurrahman bin Auf Zaman Now
“Semuanya berawal ketika saya pergi ke kuburan ketika seorang saudara yang menderita kanker dan meninggal dunia. Dan saya berada di kuburan itu dan saya hanya berpikir untuk diri sendiri—setelah Anda pergi, tidak ada apa-apa lagi. Tidak ada orang di sana untuk Anda. Tidak ada ibu, tidak ada ayah, tidak ada saudara perempuan, kecuali amal perbuatanmu. Bahkan uang Anda tidak akan ada untuk Anda. Jadi satu-satunya hal yang akan ada untukmu adalah amal. Dan itu satu-satunya hal yang akan membantu Anda secara bertahap melalui waktu Anda di kuburan sampai Anda mencapai tujuan akhir Anda,” demikian salah satu kalimat terakhir Ali Banat yang sangat menyentuh. []
HABIS
SUMBER: ILMFEED