ISRAEL—Acara pameran seni Biennale Mediterania ke-3 yang digelar di Israel harus kehilangan beberapa senimannya. Pameran ini tadinya akan menampilkan 60 seniman dari 25 negara, namun tekanan dari kampanye boikot Israel (BDS) membuat 5 seniman memilih untuk membatalkan keikutsertaan di Israel. Mereka melakukan ini sebagai bentuk partisipasi untuk ‘menunjukkan solidaritas kepada rakyat Palestina.’
Menurut laporan Ynet pada Rabu (26/6/2017), event Biennale Mediterania digelar di daerah komunitas Yahudi Misgav dan kota-kota mayoritas Yahudi di Sakhnin, Arraba dan Deir Hanna. Ini akan menampilkan 60 seniman dari 25 negara, termasuk banyak seniman dari negara-negara mayoritas Arab yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Negara Israel, seperti Kuwait, Maroko dan Aljazair.
Menjelang pembukaan, beberapa seniman keturunan Muslim mengajukan permohonan untuk membatalkan keikutsertaan mereka dalam pameran tersebut pada Sabtu (24/6/2017) pekan lalu. Sehubungan dengan solidaritas dengan perjuangan Palestina dan untuk mencerminkan keengganan mereka untuk bekerja sama dengan institusi Israel.
Seniman tersebut di antaranya Zineb Sedira (Prancis / Aljazair / Inggris), Bouchra Khalili (Maroko / Prancis), Walid Raad (Lebanon / Amerika Serikat), Akram Zaatari (Lebanon) dan Yto Barrada (Prancis / Maroko).
“Ini adalah keputusan politik yang didukung oleh gerakan BDS, yang bertujuan untuk menciptakan sebuah pemboikotan terhadap Israel di setiap bidang. Termasuk bidang seni. BDS mencoba mengisolasi Israel di arena global atas penjajahan mereka terhadap Palestina,” ungkap Belu-Simion Fainaru, Kurator Bienalle Mediterania. []