DI zaman yang serba mudah ini, menghantarkan kita untuk pintar memilih anatara yang hak dan yang batil. Maksiat terjadi dimana-mana karena longgarnya ketaatan kita pada syariat agama.
Sehingga tak asing bila saat ini sangat mudah kita menemukan orang yang bermaksiat secara terang-terangan dan menjadi pelanggan maksiat.
Ada lima tingkatan pelanggan maksiat, apa saja?
Di dalam Shaidul Khatir, Imam Ibnul Jauzi Rahimahullahu Ta’ala membagi pelaku maksiat ke dalam lima golongan. Pembagian ini bukan untuk meremehkan perbuatan maksiat, tapi untuk memetakan kualitas diri dan objek dakwah. Agar kita tidak menilai dengan cara justifikasi.
Mari cermati lima tingkatan ini. Semoga kita tidak ada di bagian mana pun dari lima tingkatan pelaku maksiat ini.
1. Bisa Dimaklumi
Ada orang yang melakukan maksiat, tapi ia tidak mengetahui bahwa tindakannya termasuk perbuatan maksiat. Orang ini dimaklumi ketidaktahuannya. Tapi ia wajib mencari ilmu agar mengetahui yang halal dan haram.
2. Salah Sangka
Yang dimasukkan dalam kelompok ini adalah mereka yang melakukan keharaman, tapi menyangkanya sebagai tindakan makruh. Imam Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa orang di golongan ini hampir mirip dengan golongan pertama, yang bisa dimaklumi. Tapi ia wajib belajar terkait hukum agama Islam.
3. Salah Takwil
Kelompok ini dinisbatkan kepada kesalahan yang dikerjakan oleh Nabi Adam ‘Alaihis salam. Ada yang berpendapat bahwa beliau dilarang mengonsumsi buah dari pohon tertentu, tapi beliau memakan pohon lain yang sama jenisnya.
4. Dikalahkan oleh Syahwat
Orang-orang di golongan ini mengetahui tingkat keharaman dari maksiat yang dia kerjakan. Hanya saja, syahwat sangat kuat. Ia tergoda dan terkalahkan oleh syahwatnya. Mereka pun terjerumus ke dalam maksiat dan dosa.
“Seorang pencuri tidak ingat hukuman potong tangan. Ia tidak ingat sama sekali hingga melakukan pencurian. Dan pelaku zina tidak mengingat malu yang akan menimpanya serta hukuman yang menantinya, sebab apa yang dia nikmati membuatnya lupa dengan konsekuensi yang bakal diterima.” tutur Imam Ibnul Jauzi.
5. Sengaja Melanggar
Ini merupakan tingkatan yang paling banyak dosanya. Mereka tahu, tapi sengaja melanggar. Mereka menggunakan pengetahuannya untuk mensiasati hingga niat jahatnya terlaksana.
Ia mengetahui bahwa mencuri termasuk dosa dan berhak mendapatkan hukuman potongan tangan, tapi tetap melakukan bahkan menjadikannya sebagai kebiasaan di dalam hidupnya.
Mereka juga mengetahui bahwa zina termasuk dosa besar yang pelakunya berhak didera seratus kali atau dirajam dan berhak mendapatkan neraka jika meninggal sebelum bertaubat, tapi mereka bersikukuh melakukannya bahkan menjadikan zina sebagai sebuah kebiasaan di dalam hidupnya. Na’udzubillahi mn dzalik. []
Sumber: kisah Hikmah