BAGI pasangan orang tua muslim yang sudah diberikan keturunan, memiliki anak yang mau melaksanakan shalat adalah sebuah cita-cita. Karena bagaimana pun, shalat adalah tiang agama yang jangan sampai ditinggalkan oleh keturunan kita. Lantas adakah tips agar anak mau shalat yang bisa dilakukan?
Sebagian orang tua saat ini mungkin agak kesusahan dalam mendorong agar anak mau shalat. Meski begitu, sebagai orang tua muslim, kita seharusnya tidak pernah lelah mendidik anak agar mau shalat. Karena shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditaati.
Agar anak mau shalat, orang tua perlu mengetahui cara-cara terbaik dalam melakukannya. Bisa dengan mengikuti anjuran Nabi Muhammad ﷺ, sahabat hingga ulama, atau juga orang tua lain yang sudah lebih dulu berhasil.
BACA JUGA: 7 Tanda Anak Cerdas
Anggota Lembaga Fatwa Dar Iftaa Dr Mahmoud Shalaby menekankan, cara pertama agar anak mau shalat adalah bahwa ayah dan ibu harus menjadi panutan bagi anak-anaknya dalam menjaga shalat.
Hal ini seperti bergegas menginjakkan kaki di jajaran jamaah saat waktu shalat tiba. Contoh-contoh itu akan membekas di ingatan anak dan akan meniru perilaku orang tuanya. Contoh yang kita tunjukkan biasanya akan ditiru oleh anak.
“Kerusakan anak di masa tua tergantung pada pendidikan mereka sebelum mencapai pubertas. Seperti seorang gadis yang belum mencapai pubertas. Dia membiasakan memakai jilbab sebelum pubertas dalam shalat. Memakainya sebelum pubertas membantunya melakukannya ketika dia dewasa,” katanya.
Adapun terkait cara-cara terbaik agar anak mau shalat yang bisa dilakukan orang tua, seperti dilansir dari Elbalad, adalah sebagai berikut:
Pertama, landasan pendidikan iman
Tindakan pertama yang perlu dilakukan orang tua saat hendak membiasakan anak shalat secara rutin, adalah mengisi wawasan anak tentang iman kepada Allah SWT.
Karena anak pada tahap awal belum dapat memahami ghaib, maka peran orang tua disini adalah mendekatkan makna-makna keimanan, seperti hakikat ketuhanan, makna kenabian, realitas Hari Akhir, dan hubungan dunia dengan akhirat.
Dengan ajaran itu, anak mengetahui sejak usia dini bahwa Allah adalah Pencipta semua orang dan hal-hal di sekitarnya. Dan bahwa Dialah yang memberi manusia semua berkah, Dia Pemelihara ciptaannya dan ingin membimbing orang-orang untuk kebaikan.
Kedua, teladan orang tua
Dalam menjaga shalat di awal waktu, sangat penting menjadi tauladan bagi mereka karena anak-anak gemar meniru orang tua.
Jika anak-anak terbiasa melihat ayah mereka bergegas meninggalkan pekerjaan apa pun meskipun penting dan bersegera melakukannya setelah setiap adzan, maka pentingnya shalat akan tertanam kuat di hati anak-anak.
Hal kecil seperti berpergian setelah waktu shalat menjadi bagian penting untuk menanamkan pentingnya shalat. Orang tua bisa mengatakan, misalnya, “Kita akan pergi ke rumah nenek setelah shalat dzuhur,” akan menjadi pembiasaan yang baik.
Ketiga, berikan gambaran shalat dari Nabi Muhammad SAW dan sahabat
Agar anak mau shalat, dan menyadari keutamaan shalat, perlu dibacakan teladan shalat Nabi ﷺ dan para sahabat dahulu.
Karena anjuran dengan ucapan langsung mungkin tidak dipahami oleh anak pada tahap awal, ia bahkan mungkin menganggap shalat sebagai beban berat karena menghalanginya dari bermain.
Tetapi ketika orang tua memberikan gambaran dalam imajinasinya terkait orang-orang beriman yang saleh yang hatinya terhubung dengan Tuhan.
Kemudian dijelaskan bahwa mereka menemukan kenyamanan dalam shalat, maka itu akan lebih mendorong anak untuk mencintai shalat.
Hendaknya anak mengetahui bahwa Rasulullah SAW biasa shalat malam sampai bengkak kedua kakinya, mengucap syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya, dan bahwa di antara orang-orang saleh ada seorang laki-laki yang dipotong anggota tubuhnya yang sakit ketika dia sedang shalat dan dia hampir tidak merasakan apa yang terjadi padanya sampai dia menyelesaikan shalatnya.
BACA JUGA: Penyebab Orangtua Tak Jadi Masuk Surga karena Anak
Keempat, mendampingi anak-anak ke masjid
Pergi ke masjid juga bisa menjadi hiburan bagi anak-anak, karena yang membuat mereka senang adalah pergi keluar bersama orang tua, menemani mereka ke tempat-tempat umum, dan berbagi minat. Dengan begini, keinginan anak untuk shalat dan melakukannya di masjid akan lebih besar.
Kelima, memberikan penghargaan kepada anak
Menjadi penting juga mengetahui bahwa anak membutuhkan motivasi dan penghargaan untuk setiap perbuatan positif yang dilakukannya. Tidak hanya terkait capaian pendidikan umum atau hal duniawi lainnya, tapi juga termasuk capaiannya dalam menjaga shalat. []