WABAH (epidemi) adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Virus Corona atau Covid-19, merupakan wabah yang terjadi saat ini.
Dalam Islam, tercatat pernah terjadi epidemi yang memakan banyak korban jiwa, yakni Wabah Tho’un. Tho’un dianggap sebagai epidemi yang menggelisahkan masyarakat karena banyaknya korban meninggal. Tho’un menular dengan cepat, sehingga apabila di suatu tempat atau daerah terjangkit wabah penyakit ini diperintahkah untuk mengisolasi tempat tersebut.
BACA JUGA: Abu Ubaidah bin Jarrah, Sahabat yang Wafat saat Terjadi Wabah
Apabila epidemi berjangkit di suatu wilayah, Rasulullah ﷺ mengeluarkan kebijakan untuk melakukan isolasi, yaitu orang luar tidak boleh masuk ke wilayah epidemi dan sebaliknya orang yang berada di wilayah itu tidak boleh keluar ke daerah lain.
Berikut sabda Nabi Muhammad ﷺ:
ااذا سمعتم با لطاعون با رض فلا تد خلوا ها واذا وقع با ر ض وانتم بها فلا تخرجوا منها (رواه الترمذى عن سعيد)
“Jika kamu mendengar tentang Tho’un di suatu tempat, maka janganlah kamu memasukinya (tempat itu). Apabila kamu (terlanjur) berada di tempat yang terkena wabah itu, maka janganlah kamu keluar darinya (tempat itu).” (HR. At-Turmuzi dari Sa’id).
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
عن حفصة حَفْصَةُ بِنْتُ سِيرِينَ قَالَتْ قَالَ لِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَحْيَى بِمَ مَاتَ قُلْتُ مِنْ الطَّاعُونِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Dari Hafshah Binti Sirin, ia berkata, “Anas bin Malik telah berkata kepadaku, “Apa penyebab kematian Yahya Bin Abi ‘Amrah? Aku menjawab: “Oleh (penyakit) Tho’un”, lalu ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Tho’un penyebab mati syahid bagi setiap muslim.”
Menurut Ibnu Qayyim dalam Ath Thibb An Nawawi, wabah dan Tho’un adalah kata umum dan kata khusus. Semua Tho’un adalah wabah, tapi tidak semua wabah adalah Tho’un, karena Tho’un adalah salah satu dari penyakit.
BACA JUGA: Inilah 3 Tindakan Penanganan Wabah yang Diterapkan Dokter Muslim dalam Sejarah Islam
Imam Nawawi dalam Sarah Muslim menjelaskan panjang lebar tentang wabah Tho’un (sejenis wabah penyakit yang mematikan). Beliau mengulang pembahasan lebih ringkas dalam satu bab khusus tentang Tho’un dalam Kitabnya Al-Adzkar yang meriwayatkan perkataan Abul Hasan Al-Mada’iny.
Ada lima peristiwa Tho’un yang masyhur dan paling besar dalam sejarah peradaban Islam:
Tho’un Syirawaih
Wabah ini terjadi di Kota Madinah pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (ﷺ) pada tahun keenam Hijriyah.
Tho’un ‘Amawas
Wabah ini terjadi di Syam (Syria) pada masa Khalifah Umar bin Khaththab radiyallahu ‘anhu pada tahun 16 Hijriyah atau 640 Masehi. Wabah ini menyebabkan 25 ribu orang meninggal dunia termasuk beberapa para sahabat Nabi di antaranya Abu Ubaidah ibnu Al-Jarrah, Muadz bin Jabal, Yazid bin Abi Sufyan, Suhail bin Amr, Abu Jandal bin Suhail, Dhoror bin al Azwar, dan lainnya.
BACA JUGA: Cara Umar bin Khattab Hadapi Wabah Penyakit
Tho’un pada Masa Ibnu Zubair
Wabah ini terjadi pada bulan Syawal tahun 69 Hijriyah yang menyebabkan kematian selama tiga hari. Dalam setiap harinya 7.000 orang meninggal dunia. Temasuk di dalamnya kematian putra Sahabat Anas bin Malik sebanyak 83 orang. Pendapat lain mengatakan 70 orang. Selain itu putra Abdurrahman bin Abi Bakar sebanyak 40 orang juga wafat dalam peristiwa wabah itu.
Tho’un Fatayat
Wabah ini terjadi pada Syawwal tahun 87 Hijriyah. Ini disebut Tho’un Fatayat karena yang terkena olehnya adalah mayoritas para gadis.
Tho’un pada Tahun 131 Hijriyah
Wabah ini terjadi di bulan Rajab dan kian parah pada bulan Ramadhan. Terhitung di perkampungan Al-Mirbad setiap harinya terdapat seribu jenazah. Kemudian di Kufah terjadi wabah Tho’un pada tahun 50 Hijriyah di mana Al-Mughirah bin Syu’bah meninggal dunia.
Ibnu Qutaibah menyebutkan dalam Kitabnya Al-Ma’arif dari riwayat Al-Ashmu’i tentang jumlah Tho’un yang mirip dengan hal ini. Beliau mengatakan, “Disebut dengan Tho’un Fatayat, karena mula-mula ia menyerang para gadis di Bashrah, Wasith, Syam dan Kufah. Disebut juga Tha’un al-Asyraf, karena menyebabkan kematian banyak orang mulia.” Kemudian beliau melanjutkan, “Tho’un sama sekali tidak pernah berjangkit di Madinah dan Makkah kecuali hanya sekali saja.” []