MATANYA berkaca-kaca saat memandang ke arah luar, di sebrang pabriknya, berderet puluhan motor karyawannya yang sedang diparkir. Ia tersenyum bahagia. “Alhamdulillah, mereka sekarang makin makmur,” ungkap pemilik KéKé Busana, Ika Kartika Sari.
Bisnis yang sukses selalu dilatarbelakangi oleh karakter sang pencetus bisnis. Ini seperti DNA dalam tubuh seseorang. Karakter inilah yang harus terus dipupuk agar subur. Berawal dari 50 rupiah.
Seorang supplier mendatangi kantor perusahaan yang biasa disuplai salah satu bahan bakunya. Ada rapat sekaligus pengambilan cek pembayaran. Setelah berbasa-basi di sesi santai setelah rapat, wanita ini memeriksa cek yang dia terima.
“Mbak Ika, lima puluh rupiah aja kok ditulis. Padahal kan gak usah saja,” serunya kepada Ika Kartika, sang pemilik bisnis.
“Jangankan lima puluh rupiah, Mbak. Bahkan jika hanya satu rupiah, dan tidak saya tunaikan, nanti saya akan ditanya di akhirat,” kata Ika Kartika, owner Keke Busana.
Karakter itu sudah melekat di dalam diri Ika Kartika sejak ia belia. Ika terus menjaga dan menumbuhkannya hingga menjadi salah satu tokoh yang menginspirasi banyak orang.
Lima puluh rupiah memang tidak bisa digunakan untuk membeli permen di zaman ini. Lima puluh rupiah juga hanya dibuang oleh tukang parkir jika kita memberikan koin senilai itu.
Di masjid-masjid, saat kita memasukkan uang senilai itu, mungkin juga akan dibiarkan oleh pengurus, ditimbun di kotak amal, tidak masuk hitungan saldo rekening masjid. Ini bukan mengenai nominal uang tersebut, akan tetapi amanah yang terdapat dalam uang tersebut.
Sebab kaki kita tidak akan bergeser sedikit pun di akhirat sebelum ditanya, darimana kau dapatkan lima puluh rupiah itu dan kemana kau menafkahkannya?
Bisnis, bagi Tika, bukanlah hitung-hitungan matematis. Satu di tambah satu sama dengan dua. Menurutnya, dalam bisnis, satu plus satu bisa sepuluh. Sebagai wujud rasa syukurnya kepada Allah, ia selalu berbagi dan memberi kepada orang lain.
Ia juga mengasuransikan semua karyawannya dan menanggung biaya kesehatan mereka. Bila dihitung secara bisnis, tentu saja ia akan merugi. “Kita yakin saja kepada Allah, insya Allah keagungan Allah jauh lebih besar dan luas kepada hamba-Nya,” tandasnya.
Bukan sekadar teori. Rezeki dan kemurahan Allah telah ia rasakan selama menjalankan bisnis ini. Tika Sari yaitu pemilik Keke Busana yang sudah mempunyai omzet samapai puluhan miliyar ini mengaku, pernah suatu kali dirinya tidak memiliki uang, karena pemasukan belum ada, sementara dalam waktu tak lama ia harus membayar gaji karyawan dalam jumlah yang sangat besar.
Kalut, galau, khawatir yang dia rasakan. Namun, ia bertawakal kepada Allah dan yakin Allah akan memberinya pertolongan. Hingga kemudian, sebelum jatuh tempo kewajiban ia melakukan pembayaran, Allah menunjukkan kuasanya. Ia mendapatkan uang lebih besar dari yang ia perlukan. Subhanallah.
Bagi kita, para calon pengusaha, jangan pernah meremehkan sesuatu yang terlihat kecil dan remeh. Dalam bisnis, ceroboh di dalam hal kecil sama dengan ceroboh pada hal besar. Kita hanya akan menjadi orang besar manakala mampu menghargai hal-hal kecil. Besarnya kita merupakan akumulasi dari milyaran hal kecil yang terjadi di sepanjang episode kehidupan.
Dan janganlah hitung-hitungan dengan Allah, karena matematikanya Allah berbeda dengan matematika hambanya.
Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk kita dalam segi totalitas terhadap amanah dan beramal baik. []
Sumber: kisah hikmah