AS—Penduduk Amerika Serikat (AS) memandang Presiden Donald Trump sebagai tokoh yang memecah-belah. Banyak warga AS juga tidak yakin Trump bisa menghadapi ancaman Korea Utara (Korut). Temuan ini berdasarkan survei yang dilakukan Washington Post yang dirilis pada Ahad (24/9/2017).
Survei tersebut menunjukkan 66 persen warga AS menyebut Trump lebih banyak melakukan hal yang memecah-belah daripada mempersatukan rakyatnya. Dan sekitar 28 persen responden meyakini hal sebaliknya, PressTV melaporkan pada Senin (25/9/2017).
Trump banyak dikritik setelah komentar kontroversialnya soal unjuk rasa pendukung supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia, beberapa waktu lalu. Unjuk rasa itu berujung bentrokan dengan demonstran yang menolak supremasi kulit putih. Namun Trump malah menyebut ‘kedua pihak’ sama-sama bersalah.
Survei terbaru Washington Post juga menunjukkan mayoritas warga AS merasa Trump tidak mampu memenuhi janji-janji kampanye untuk mengubah pemerintahan AS secara positif. Sebanyak 59 persen responden di AS meyakini Trump tidak membawa perubahan yang dibutuhkan AS. Sedangkan 39 persen responden lainnya meyakini Trump telah membawa perubahan.
Secara keseluruhan, citra Trump di mata warga AS terus negatif. Sekitar 57 persen warga AS merasa tidak puas dengan kinerja Trump sebagai Presiden AS. Hanya 39 persen warga AS yang mengaku puas atas kepemimpinan Trump. Angka kepuasan Trump sebagai Presiden AS itu mencapai level paling rendah untuk masa delapan bulan memimpin, sejak masa kepresidenan Harry S Truman sekitar 71 tahun lalu.
Survei ini juga menunjukkan angka ketidakpercayaan publik pada Trump sangat tinggi, dengan mayoritas warga AS ragu Trump akan bertindak secara bertanggung jawab dalam menghadapi ancaman Korea Utara (Korut).
Tercatat 84 persen warga AS saat ini memandang Korut sebagai ancaman bagi AS. Namun 62 persen dari mereka tidak percaya Trump akan bisa menghadapi ancaman Korut. []