BELGIA—Uni Eropa dilaporkan telah mengumumkan rencananya menampung setidaknya 50 ribu pengungsi dari Afrika, Timur Tengah dan Turki. Hal ini dilakukan untuk mencegah kapal-kapal migran mengalami kecelakaan di perairan Mediterania.
Proposal rencana tersebut melibatkan negara-negara Uni Eropa yang selama dua tahun ke depan rela menampung para pengungsi, terutama pada saat krisis migrasi melanda benua ini pada tahun 2015.
“Kami perlu membuka alternatif nyata untuk mencegah perjalanan berbahaya,” ungkap Komisioner Migrasi Uni Eropa, Dimitris Avramopoulos dalam sebuah konferensi pers di Brussels, Alarabiya melaporkan pada Rabu (27/9/2017).
Komisi Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya “merekomendasikan skema pemukiman kembali UE yang baru untuk membawa setidaknya 50 ribu orang paling rentan yang membutuhkan perlindungan internasional ke Eropa dalam dua tahun ke depan.”
Uni Eropa telah memukimkan kembali 23 ribu orang dari kamp-kamp pengungsi di negara-negara di luar Uni Eropa di bawah skema tersebut, khususnya Turki dan Yordania. Mayoritas mereka adalah orang-orang yang melarikan diri dari perang di Suriah.
Pemukiman kembali akan berlanjut dari daerah-daerah tersebut namun akan ada “peningkatan fokus” di Afrika Utara dan Tanduk Afrika – khususnya Libya, Mesir, Niger, Sudan, Chad dan Ethiopia, kata komisi tersebut.
“Ini akan berkontribusi untuk menstabilkan arus migrasi di sepanjang rute Mediterania Tengah,” yang terutama melibatkan orang-orang yang melakukan persimpangan berbahaya dari Libya ke Italia, katanya. []