PALESTINA—Jalur Gaza telah menghabiskan lebih dari 30 juta meter kubik air setiap tahunnya. Sayangnya jumlah debit air tanah yang bisa dinikmati warga hanya 30 persen dari kebutuhan tiap tahunnya, PIC melaporkan pada Sabtu (30/9/2017).Â
Untuk itu, pemerintah kota Gaza menetapkan sejumlah rencana dan proyek untuk memecahkan masalah krisis air. Salah satunya adalah air yang diimpor dari Israel. Jalur Gaza telah mengimpor 30 juta meter kubik air setiap tahunnya dari Israel.
Bukan hanya kekurangan air, Mazen al-Banna, Wakil Kepala Otoritas Air di Jalur Gaza juga memperingatkan tingkat polusi air yang tinggi, sehingga tak mungkin bisa dikonsumsi warga.
“Selain mengalami kekurangan air, kami juga mengalami dampak buruk polusi terhadap air, termasuk intrusi air laut,” kata Al-Banna.
Ia mencatat bahwa sumur di dekat laut sangat asin sampai 1000 mg klorida dan bahwa kadar air maksimum harus 250 mg per liter, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Direktur Jenderal Departemen Perlindungan Lingkungan di Gaza, Bahaa al-Din al-Agha, mengatakan bahwa persentase pencemaran air tanah mencapai 98 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa Gaza tidak dapat memenuhi standar kesehatan air minum dunia.
Al-Agha menunjukkan bahwa persentase kekurangan energi mencapai 70 persen, yang menyebabkan kekurangan air yang masuk ke rumah penduduk.
Menurut studi statistik terakhir oleh Otoritas Air Gaza, tingkat kekurangan air di Jalur Gaza mencapai 110 juta meter kubik per tahun, sementara kebutuhan penduduknya adalah 200 juta meter kubik per tahun. []