PALESTINA—Israel dilaporkan terus melanggar hak-hak tahanan perempuan Palestina di penjara. Akibatnya, kondisi mereka semakin buruk dari hari ke hari. Temuan ini disampaikan oleh Presiden Federasi Komite Perempuan Palestina, Khattam Al-Sa’afin.
Dalam sebuah wawancara dengan Quds Press pada Rabu (4/10/2017), Al-Sa’afin mengatakan penjara Israel sengaja mempraktikkan kelalaian medis terhadap tahanan perempuan tanpa memerhatikan kondisi mereka.
Dia juga menyebutkan, Israel menolak memindahkan pasien ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis yang memadai.
Menurut laporan aktivis yang pernah mendekam di penjara Israel selama 3 bulan ini mengungkapkan keberadaan jumlah tahanan Palestina di penjara Israel. Jumlah tahanan perempuan di penjara Hasharon, berjumlah 32 orang, 10 di antaranya berusia di bawah 18 tahun, dan yang termuda Malak Al-Ghaliz, 14, divonis hukuman penjara 10 tahun.
“Beberapa di antaranya mengalami luka-luka dan menderita kondisi kesehatan yang sulit,” lanjut Al-Sa’afin.
Ia menambahkan, tahanan tingkat tinggi, memiliki harapan keluar dengan kesepakatan pertukaran dengan tahanan Israel.
Al-Sa’afin dibebaskan setelah 3 bulan menjalani penahanan administratif, setelah ditangkap dari rumahnya di kota Ramallah, bersama anggota parlemen Khaleda Jarrar. []