MYANMAR—Para pengungsi Muslim Rohingya yang terpaksa pindah ke Bangladesh dikabarkan tak mendapatkan kebahagiaan setelah mereka lari dari Myanmar.
Seorang pengungsi Rohingya yang berhasil selamat bernama Hasina Begum, 31, telah menceritatakan sedikit tentang nasibnya di Bangladesh. Begum mengaku hal yang selalu ia ingat adalah ketika pohon-pohon di hutan ditebang guna memperluas kamp pengungsian di Bangladesh.
Mengutip laporan Daily Mail pada Selasa (10/10/2017), Begum adalah satu dari sekitar 300 ribu Muslim Rohingya yang lolos dari kekacauan di Myanmar. Ia tiba sebelum setengah juta pengungsi lainnya ke Bangladesh, mendorong kamp-kamp yang sudah ada penuh sesak hingga tak bisa lagi menampung.
Begum baru berusia lima tahun ketika keluarganya melarikan diri dari penganiayaan terhadap minoritas Muslim di Myanmar dan telah terjebak dalam kemiskinan di kamp-kamp pengungsian.
“Anak-anak saya kadang bertanya bagaimana nasib mereka di masa depan. Saya tidak tahu harus bagaimana memberi tahu mereka,” kata ibu dari empat orang yang berada di pondoknya yang gelap dan basah di kamp Kutupalong dekat perbatasan Myanmar.
“Tidak ada kebahagiaan di sini,” ujar Begum.
“Seandainya kami punya rumah yang layak dan cukup untuk makan, semuanya akan menjadi indah. Namun kami tinggal di sebuah kamp, ​​tidak cukup makan, jadi benar-benar tidak ada kebahagiaan disini,” tambahnya.
Masuknya sekitar 520.000 Rohingya dalam enam minggu terakhir telah membuat situasi pengungsian di Bangladesh semakin buruk. Sehingga orang-orang terpaksa menebang hutan di Kutupalong, tempat di mana para gajah berkeliaran. []