AUSTRALIA—Militer Australia telah menyiapkan ransum (makanan khusus tentara) halal sejak 2016. Namun tanpa diduga, militer Australia malah mendapat kritik mengenai kemasan halal yang dianggap dapat merusak moral pasukan dari seorang mantan mayor yang sudah tidak aktif lagi.
Mengutip Daily Mail pada Senin (17/10/2017) pekan lalu, mantan mayor militer Australia, Bernard Gaynor, menjelaskan bahwa bungkus ransum militer dengan bahasa asing dapat membuat perpecahan di tengah pasukan.
“Hal ini dapat menyebabkan jatuhnya moral pasukan yang bertindak sebagai pertahanan kita,” kata Gaynor.
Dari 12 ransum yang dikeluarkan oleh militer Australia, empat di antaranya telah memiliki sertifikasi halal. Empat ransum halal ini telah dikeluarkan sejak tahun 2016 demi mengakomodasi kebutuhan atas makanan halal personilnya.
“Ransum militer itu bukan sekadar langkah politik, hal tersebut memang benar-benar dibutuhkan tentara kita,” kata Letjen Angus J Campbell krpada Daily Mail Australia.
Menurut laporan Daily Mail dari 60 ribu orang jumlah personil militer Australia, hanya sekitar 200 orang di antaranya beragama Islam.
Meski mendapat banyak kritik, ransum halal juga mendapat dukungan dari banyak pihak yang menganggap bahwa ransum tersebut memiliki potensi sebagai jembatan budaya bagi militer Australia saat sedang bertugas di negara Islam.
Letjen Campbell juga menambahkan bahwa ransum militer dengan sertifikat halal telah berhasil membantu hubungan baik antara militer Australia dengan komunitas lokal. []