AS—Tindakan intimidasi terhadap Muslim dilaporkan terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Keterangan ini berdasarkan laporan terbaru oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR).
“Ini adalah temuan yang tidak menyenangkan sekaligus mengejutkan,” kata Direktur Eksekutif CAIR, Hanif Mohebi, San Diego Union Tribune melaporkan pada Senin (30/10/2017).
Sebelumnya, CAIR telah melakukan survei pada 2016 lalu yang baru saja dirilis tahun ini tentang intimidasi terhadap Muslim di AS. Survei ini melibatkan 1041 pelajar berusia 11-18 tahun di wilayah San Diego, Los Angles, San Fransisco, dan beberapa wilayah AS lainnya.
Hasil survei itu menemukan 36 persen pelajar Muslimah yang mengenakan jilbab pernah mengalami intimidasi berupa penarikan paksa atau sekadar disentuh. Angka ini meningkat dari tahun 2014 yang hanya tujuh persen angka korban intimidasi. Lima persen dari total itu mengaku mengalami intimidasi setiap pekan, sedangkan tujuh persennya mengaku terjadi setiap bulan.
Selain itu, 19 persen pelajar mengaku telah mengalami pelecehan fisik di sekolah. Angka itu naik sembilan persen dari tahun 2014. 26 persen lainnya juga mengaku pernah diintimidasi dengan komentar-komentar negatif dan bersifat menyerang, naik 19 persen dari tahun 2014.
Mohebi menyebut jumlah insiden diperkirakan akan terus meningkat. Apalagi masalah ini menimbulkan ketakutan bagi Muslim untuk tampil di hadapan publik. Untuk mengurangi angka tersebut, CAIR akan bekerjasama dengan sejumlah otoritas dan pusat Islam di berbagai wilayah AS. []