TURKI—Beberapa perusahaan garmen terbesar di Eropa dikabarkan telah melakukan penyalahgunaan terhadap hak-hak pengungsi Suriah yang bekerja di pabrik-pabrik Turki. Penyalahgunaan mulai dari upah yang rendah, diskriminasi dan kondisi buruk biasanya terjadi pada pengungsi Suriah yang bekerja di industri garmen multi-miliar dolar di Turki.
“Beberapa merek fashion bermerek terkenal telah membuat kemajuan dalam melindungi pekerja. Namun beberapa merek pakaian terbesar Eropa yang memiliki pabrik-pabrik di Turki, kerap melakukan penyalahgunaan terhadap hak-hak pekerja dari Suriah,” ungkap seorang pejabat dari lembaga perlindungan buruh (BHRRC) kepada Alarabiya pada Sabtu (4/11/2017).
Perusahaan termasuk jaringan supermarket seperti Aldi, Asda dan peritel mode Arcadia – yang memiliki merek Topshop, Dorothy Perkins dan Miss Selfridge – tidak melakukan cukup upaya untuk menghentikan eksploitasi terhadap pekerja, survei BHRRC menemukan.
ASOS, New Look, Next, SuperDry dan Zara adalah merek yang menduduki peringkat teratas dalam survei; Asda dan Arcadia terbawah. Enam perusahaan, termasuk Mexx dan River Island, tidak merespons.
Badan perlidungan buruh tersebut mengatakan bahwa mereka telah sering mendorong agar perusahaan-perusahaan garmen di Turki bisa memberikan hak kepada para pekerja Suriah. Bahkan lembaga ini tengah membangun rencana untuk melindungi pengungsi, mekanisme untuk menangani pengaduan, dan memulai dialog dengan kelompok pekerja.
Lebih dari 3 juta pengungsi Suriah – sekitar setengah berusia di bawah 18 tahun – telah melarikan diri ke Turki untuk menghindari perang yang meletus pada tahun 2011. []