ISRAEL—Rezim Israel dikabarkan telah membenarkan bahwa pihhaknya menjual senjata kepada rezim Myanmar, di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional mengenai kampanye pembersihan etnis Muslim Rohingya.
Melansir laporan PIC pada Rabu (8/11/2017), Amir Sagie, wakil konsulat jenderal Israel di New York, mengklaim bahwa “Kedua pihak dalam konflik tersebut melakukan kejahatan perang” dalam krisis Rohingya di Myanmar.
Surat kabar Ibrani Haaretz melaporkan bahwa Sagie telah bertemu dengan enam rabbi AS yang menyuarakan keprihatinan tentang laporan penjualan senjata Israel ke Myanmar.
“Rabbi khawatir bisnis Israel dapat berkontribusi terhadap apa disebut PBB sebagai ‘pembersihan etnis Rohingya,’ minoritas Muslim Myanmar. Namun Amir Sagie, wakil konsul Jenderal Israel di New York, mengatakan kepada para rabi bahwa sepengetahuan Israel, krisis saat ini dimulai setelah orang-orang Muslim menyerang tentara Myanmar,” lapor Haaretz.
Sagie menuduh bahwa kelompok umat Islam yang memulai konflik setelah menyerang pasukan rezim Myanmar.
Sagie menolak memberikan rincian tentang perdagangan senjata Israel dengan Myanmar. Ia mengaku bahwa Israel “Tidak membahas secara terbuka hal ini dengan kawan maupun lawan tentang hubungan militer atau pertahanan Israel.” []