April 2015, Salahuddin Jitmoud sedang mengantarkan salah satu pizza terakhir di shift malamnya. Tapi keesokan hari jasadnya ditemukan di sekitar Walnut Hills Complex (Lexington, Kentucky). Penyelidikan kemudian menemukan ada tiga orang yang merencanakan untuk merampoknya namun berakhir dengan menusuk Salahuddin hingga tewas.
Pada Oktober 2017, Grand Jury di wilayah tugas Fayette County memutuskan untuk menetapkan tuduhan pada Trey Alexander Relford, namun membebaskan dua orang lainnya.
Dalam sesi sidang pengadilan 7 November 2017, ayah dari Salahudin, Abdul-Mumin Sombat Jitmoud, memaafkan Relford dalam sebuah testimoni yang mengharukan.
Namun pengadilan tetap memberi hukuman penjara selama 31 tahun bagi Relford.
Di depan hakim, sang ayah memaafkan pelaku pembunuhan Trey Alexander Reyfold, lalu memeluknya, diiringi tangisan haru ibu pelaku pembunuhan.
Sang ayah korban bahkan memanggil pelaku dengan sebutan ‘Anakku, keponankanku’.
Abdul-Mumin Sombat Jitmoud: “Anakku, keponakanku, aku memaafkanmu atas nama Salahuddin dan ibundanya.”
“Saya tidak menyalahkanmu atas kejahatan yang telah kau lakukan, saya tidak marah kepadamu telah menjadi bagian dari yang menyakiti putra saya.”
“Saya marah pada Iblis, saya salahkan Iblis, yang menyesatkan kamu dan membuat kamu melakukan kejahatan mengerikan ini.”
“Saya sungguh merasa iba pada orangtua kamu, mereka membesarkan kamu dan ingin kamu menjadi sukses. Kesuksesan kamu adalah kesuksesan mereka, kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan mereka
“Sekarang mereka harus menangis akibat kejahatan mengerikan (pembunuhan) yang telah kamu lakukan.”
“Pemaafan dan pengampunan adalah hadiah terbesar dalam Islam. Saya harus mengeluarkan semua perasaan saya untuk memaafkan orang yang telah menjahati keluarga saya.”
Sang ayah lalu memeluk Treyfold.
Ibunda pelaku yang mendampingi tak kuasa pecah tangisnya. []