MESIR—Sekira 235 orang dilaporkan telah meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka ketika menghadiri sholat Jum’at di Masjid Al-Raudah, Sinai Utara. Mereka menjadi korban sebuah serangan bom pada Jumat (24/11/2017) yang digambarkan sebagai salah satu tragedy paling mematikan dalam sejarah modern Mesir.
Namun seorang analis politik mengatakan bahwa serangan di masjid Al-Raudah di Bir al-Abed, dekat kota al-Arish adalah “fenomena unik” di Mesir, Al-Arabiya melaporkan.
“Di saat semenanjung Sinai Mesir telah menyaksikan beberapa serangan mematikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk serangan terhadap pasukan keamanan dan tentu saja menenggelamkan pesawat Rusia pada tahun 2015, serangan masjid kali ini terbilang ‘unik’ dalam banyak hal,” kata Sadek, seorang profesor sosiologi politik.
“Serangan sebelumnya menargetkan lembaga keagamaan terutama gereja dan beberapa titik keamanan, namun di tragedi ini targetnya adalah warga sipil yang shalat di dalam masjid,” Sadek menjelaskan.
“Ini adalah tragedi 9/11 di Mesir,” kata Sadek. Ia menambahkan bahwa negara harus mempertimbangkan kembali strateginya untuk memerangi kejahatan bersenjata pasca bencana politik ini.
Mohamad Gomaa, seorang analis di Pusat Studi Strategis Ahram, mengatakan kepada , bahwa insiden ini adalah pertama kalinya militan menyerang sebuah masjid di Mesir yang menargetkan warga sipil.
“Kami di wilayah ini terbiasa dengan insiden menyerang masjid di negara-negara dengan konflik sektarian, tidak seperti Mesir. Serangan terhadap masjid Al Rawdah ini tampaknya menargetkan para pengikut tasawuf, yang secara teratur berkumpul di masjid, dan dianggap oleh beberapa kelompok jihad sebagai bid’ah,” ungkap Gomaa.
“Penyerang saat ini memilih sasaran yang mudah dan sangat menginginkan yang menelan banyak korban. Bahkan saat ini pelaku berani menembak orang-orang yang mencoba melarikan diri dari masjid,” tambahnya. []