YAMAN – Setelah 20 hari koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan blokade militer terhadap Yaman akhirnya mereka memberikan keringanan terhadap negara yang penduduknya kini mengalami krisis tersebut.
Sebuah kapal yang membawa 5.500 ton tepung akhirnya diijinkan merapat di Pelabuhan Laut Merah Yaman, Hudaydah, Ahad (26/11/2017).
“Itu adalah kapal komersial pertama yang merapat di pelabuhan tersebut setelah 20 hari blokade,” kata pejabat milisi Al-Houthi Khalid Jomaey melalui telepon, seperti dikutip dari Xinhua.
Bahkan, dia mengatakan, satu lagi kapal bantuan yang membawa gandum dari Program Pangan Dunia PBB (WFP) sedang berlayar di dekat pelabuhan itu dan akan segera merapat.
Pada Rabu (15/11/2017), koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi gerilyawan milisi Syiah Al-Houthi mengatakan akan mengizinkan akses pesawat bantuan kemanusiaan ke Sana’a dan kapal yang membawa bantuan ke Pelabuhana Laut Merah, Hodedidah. Hal ini dilakukan setelah mereka mendapat kecaman dari pejabat senior PBB dan lembaga kemanusiaan yang prihatin terhadap bencana kemanusiaan yang memburuk di negara Arab tersebut.
Sebanyak 10 ribu warga Yaman yang kebanyakan berasal dari warga sipil, tewas dalam perang. Konflik yang terjadi juga memicu krisis kemanusiaan terburuk dan menyebabkan penduduk Yaman mengalami krisis pangan hingga menuju ambang kelaparan.
Jens Laerke, juru bicara badan koordinasi bantuan kemanusiaan PBB, OCHA, pada Jumat (24/11/2017) lalu mengatakan, apa yang benar-benar penting dari kelonggaran yang diberikan Koalisi ialah terbukanya pelabuhan di Hodeidah dan Saleef untuk import komersial dan bantuan kemanusiaan. Upaya tersebut diharapkan bisa menyelamatkan warga Yaman dari kelaparan massal. []