AMANAH dalam arti yang lebih luas dan dalam, lebih dari sekadar menunaikan hajat duniawi kepada pemiliknya. Amanah sangat penting dalam urusan keseharian Nabi. Sehingga ia dijuluki al-Amin; orang yang amanah.
Hingga suatu waktu ketika selesai membangun Ka’bah, hampir terjadi pertumpahan darah. Tentang siapa yang akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya. Maka mereka sepakat untuk menyerahkan putusan pada siapa yang datang kepada mereka pertama kali.
Tiba-tiba Nabi muncul. Semua kaum Quraisy kegirangan dan berseru, “Inilah al-Amin, inilah al-Amin. Kami rela dia yang memberi putusan!”
Itu semua terjadi sebelum masa kenabian.
Orang Quraisy begitu percaya pada beliau dalam urusan dunia dan juga kehormatan jiwa. Karena itu, sangatlah aneh ketika mereka mendustakan beliau. Bagaimana mungkin pada saat yang sama seseorang amanah sekaligus khianat. []
Sumber: Bilik-bilik Cinta Muhammad/ Penulis: Nizar Abazhah/Penerbit Zaman/2009
Redaktur: Dini Koswarini