12 Rabiul Awwal bulan ketiga dalam kalender Islam dikenal sebagai hari lahir Nabi Muhammad SAW. Umat muslim di berbagai belahan dunia memperingatinya dengan beragam aktivitas keagamaan. Bagaimana sejarahnya?
Ada beragam versi terkait sejarah tradisi perayaan Maulid Nabi SAW. Peringatan Maulid Nabi SAW disebut-sebut pertama kali digelar pada abad ke-8 M, yakni ketika rumah tempat lahir Nabi Muhammad SAW diubah menjadi masjid oleh Al-Khayzuran, ibu Khalifah kelima Dinasti Abbasiyah, Harun ar-Rasyid.
Versi lain menyebutkan bahwa Maulid Nabi pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193).
Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin. Tujuannya untuk membangkitkan kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum Muslimin yang saat itu sedang menghadapi Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
Sejauh ini memang masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan umat Islam terkait tradisi perayaan Maulid Nabi. Ada yang membolehkan dan ada juga yang melarang.
Sejumlah ulama yang membolehkan antara lain, Muhammad Alawi al-Maliki, Gibril Haddad, Zaid Shakir, serta Yusuf al-Qaradawi. Sedangkan yang menyebut perayaan ini sebagai bid’ah antara lain, Muhammad Taqi Utsmani, Abd Al-Aziz bin Abdullah bin Baz. []
Sumber: Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern/Mizan
Wikipedia