BARU-baru ini lembaga riset PEW asal AS telah merilis laporan yang menjadi soroton dunia, perihal jumlah Muslim Eropa yang diprediksi akan mengalami ‘ledakan.’ Berdasarkan penelitian, PEW memprediksi pertumbuhan Muslim Eropa dari 25 juta pada 2016 lalu menjadi 75 juta pada 2050.
Namun, yang masih menjadi pertanyaan banyak pihak, berapa sebenarnya persentase pertumbuhan Muslim di Eropa berdasarkan masing-masing negara saat ini?
Menurut laporan euronews yang dikutip Halallifestyle, PEW menyebut dampak imigran, salah satunya akibat perang Suriah sangat signifikan memengaruhi laju pertumbuhan Muslim di Eropa. Penelitian PEW dilakukan di 28 negara Eropa, termasuk Inggris, Jerman, Swedia dan beberapa negara lainnya dengan bantuan data sensus dan berbagai sumber.
Saat ini, secara proporsional, Siprus menjadi negara dengan persentase Muslim tertinggi di Uni Eropa yaitu 25,4 persen dari jumlah penduduknya. Faktor utama yang paling berpengaruh adalah komunitas Siprus Turki di wilayah utara.
Sebaliknya, di Polandia dan negara-negara Baltik, populasi Muslim adalah yang paling sedikit, tidak sampai 10 ribu. Sedangkan negara yang menjadi tujuan kedatangan Muslim tertinggi dipegang oleh Jerman, sedangkan Inggris menjadi negara dengan imigran Muslim tertinggi di Eropa.
PEW menggunakan tiga skenario untuk menghitung pertumbuhan Muslim di Eropa pada 2050 mendatang. Pertama, Skenario Migrasi Nol, Skenario Migrasi Tinggi dan Skenario Menengah. Dan semua scenario ini merujuk pada satu pesamaan yaitu peningkatan jumlah Muslim di Eropa.
Sementara itu, PEW juga menimbulkan pernyataan kontroversial yang kini masih menjadi perdebatan. PEW menyebut jumlah penduduk Non-Muslim Eropa akan merosot pada setiap skenario yang akan berjalan. Penurunan ini menurut Pew adalah penurunan pada angka yang signifikan. []