HASAD, atau perasaan iri dan dengki terhadap orang lain, adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam Islam. Hasad tidak hanya merugikan orang yang menjadi objek kedengkian, tetapi juga menghancurkan ketenangan dan kebahagiaan orang yang memiliki perasaan ini. Dalam Al-Qur’an dan hadits, kita diperingatkan untuk menjauhi hasad karena dampaknya yang merusak baik secara spiritual maupun sosial. Artikel ini akan membahas bagaimana hasad dapat memengaruhi hidup kita sebagai Muslim dan mengapa penting untuk menghindarinya.
1. Mengurangi Keberkahan dalam Hidup
Salah satu dampak paling serius dari hasad adalah berkurangnya keberkahan dalam hidup. Seorang Muslim yang dipenuhi perasaan hasad akan sulit merasakan nikmat yang Allah berikan. Hasad membuat seseorang selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya, meskipun sebenarnya Allah telah memberinya banyak karunia. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Ketika kita terjebak dalam perasaan hasad, kita kehilangan rasa syukur ini, yang akhirnya mengurangi keberkahan dalam hidup kita.
BACA JUGA:Â Menjauhkan Diri dari Hasad (Dengki)
2. Menghancurkan Ketenangan Batin
Hasad adalah sumber ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan. Seorang Muslim yang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dan merasa iri terhadap kesuksesan atau kebahagiaan orang lain akan sulit menemukan ketenangan batin. Perasaan iri yang terus-menerus bisa menyebabkan stres, cemas, dan bahkan depresi. Dalam Islam, hati yang tenang dan bersih sangat penting untuk menjalani hidup yang penuh berkah. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk menjaga hati dari penyakit-penyakit seperti hasad agar bisa hidup dengan damai.
3. Merusak Hubungan Sosial
Hasad tidak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga bisa merusak hubungan sosial. Orang yang dipenuhi hasad cenderung sulit merasa bahagia atas kebahagiaan orang lain. Akibatnya, mereka mungkin memutuskan tali silaturahmi, berbicara buruk tentang orang lain, atau bahkan berusaha mencelakai orang yang mereka dengki. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, saling benci, dan saling membelakangi. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Hasad bisa memecah belah komunitas dan menciptakan permusuhan di antara sesama Muslim, yang bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan ukhuwah dan persaudaraan.
4. Menghapus Amal Kebaikan
Salah satu bahaya besar dari hasad adalah bahwa ia bisa menghapus pahala amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” Ini berarti bahwa perasaan iri bisa menghancurkan pahala amal saleh yang telah kita kumpulkan. Allah memerintahkan kita untuk menjaga hati dan menghindari perasaan dengki agar amal kita tetap diterima dan bermanfaat di akhirat. Menghindari hasad adalah cara untuk menjaga amal kebaikan tetap utuh dan bernilai di sisi Allah.
5. Menjauhkan dari Rahmat Allah
Orang yang terus-menerus merasa iri dan dengki cenderung menjauh dari rahmat Allah. Allah SWT tidak menyukai hati yang penuh dengan kedengkian dan kebencian. Hasad bisa menjadi penghalang antara kita dan rahmat Allah, yang membuat hidup kita penuh kesulitan. Sebaliknya, Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang memiliki hati yang bersih, penuh kasih, dan bersyukur atas nikmat-Nya. Dengan menghindari hasad, kita membuka pintu rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
BACA JUGA:Â Apakah Orang Beriman Masih Bisa Punya Sifat Hasad?
6. Mencegah Pertumbuhan Pribadi
Hasad juga bisa menghambat pertumbuhan pribadi. Ketika seseorang terobsesi dengan keberhasilan orang lain, mereka cenderung melupakan potensi diri dan gagal memanfaatkan waktu dan energi untuk memperbaiki diri. Seorang Muslim yang selalu memikirkan pencapaian orang lain tidak akan mampu fokus pada pengembangan diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Oleh karena itu, penting untuk menggantikan perasaan hasad dengan semangat untuk berbuat lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup sendiri.
Hasad adalah penyakit hati yang sangat berbahaya dalam Islam. Ia bisa mengurangi keberkahan, merusak hubungan sosial, menghapus amal kebaikan, dan menjauhkan kita dari rahmat Allah. Sebagai Muslim, kita harus berusaha membersihkan hati dari perasaan iri dan menggantinya dengan rasa syukur, keikhlasan, dan semangat untuk memperbaiki diri. Kita diajarkan untuk mendoakan kebaikan bagi sesama dan merasa bahagia atas keberhasilan mereka. Dengan demikian, kita akan hidup lebih damai, mendapatkan pahala, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga Allah senantiasa melindungi hati kita dari perasaan hasad dan mengisi jiwa kita dengan cinta, kasih sayang, dan keikhlasan. Aamiin. []