DI zaman yang serba praktis, minuman kemasan yang memiliki rasa manis menjamur di mana-mana. Dari anak-anak hingga dewasa, seakan tidak bisa dipisahkan dari minuman yang mengandung pemanis buatan tersebut. Namun ternyata, minuman dengan pemanis pengganti gula bisa mengundang banyak penyakit!
Mengonsumsi minuman jenis ini dengan sangat sering atau berlebihan bisa menyebabkan penyakit obesitas, diabetes tipe 2, gagal ginjal hingga penyakit jantung. Maka hendaknya kita bijak dalam mengonsumsi minuman jenis ini atau setidaknya mengurangi takarannya.
Berdasarkan penelitian Boston University School of Medicine, berlebihan mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan berrisiko menyebabkan gangguan pada otak yaitu stroke dan demensia atau pikun.
BACA JUGA: Cara Membuat Donat Madu tanpa Gula
6 Pemanis Buatan dan Dampaknya bagi Kesehatan
Sebanyak 2.888 orang berusia 45 ke atas diamati untuk melihat adanya risiko stroke. Lalu pengamatan juga dilakukan terhadap 1.484 partisipan berusia 60 tahun ke atas di AS untuk melihat risiko demensia.
Sedangkan, studi yang dilakukan terhadap 5.158 orang dewasa di San Antonio mendapatkan hasil bahwa konsumsi pemanis buatan secara rutin terbukti dapat meningkatkan berat badan. Bahkan, konsumsi minuman soda diet ternyata lebih menyebabkan kegemukan ketimbang minuman soda yang mengandung gula asli.
Mengetahui fakta medis tersebut, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis – baik itu yang mengandung gula asli maupun pemanis buatan dengan bijak. Jangan mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan. Ingatlah selalu bahwa segala sesuatu yang berlebihan sangat tidak baik bagi kesehatan.
Meski begitu, Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika (FDA) telah mengizinkan penggunaan enam jenis pemanis buatan, yaitu sakarin, aspartam, sukralosa, neotame, acesulfame-K, dan stevia.
Berikut penelasan mengenai enam pemanis pengganti gula di atas yang dikutip dari Alodokter:
6 Pemanis Buatan dan Dampaknya bagi Kesehatan
1. Aspartam
Pemanis pengganti gula bernama Aspartam ini biasanya digunakan sebagai pemanis dalam permen karet, sereal sarapan, agar-agar, dan minuman berkarbonasi. Tahukah kamu bahwa Aspartan 220 kali lebih manis daripada gula! Kandungan aspartam terdiri dari asam amino, asam aspartat, fenilalanin, serta sedikit etanol.
2. Sakarin
Pemanis pengganti gula Sakarin lebih kuat dari Aspartan. Rasa manis yang dihasilkan Sakarin mencapai 300-400 kali lebih kuat daripada gula. Dalam aturan penyajian, pemakaian sakarin dalam sekali penyajian untuk makanan olahan tidak boleh melebihi 30 mg. Sedangkan untuk minuman, tidak boleh lebih dari 4 mg/10 ml cairan.
3. Sukralosa
Sukralosa dihasilkan dari sukrosa yang memiliki rasa manis 600 kali lebih kuat dibandingkan gula. Sukralosa biasa digunakan pada produk makanan yang dipanggang atau digoreng. Konsumsi harian sukralosa yang ideal adalah sebanyak 5 mg/kg berat badan.
4. Neotam
Neotam merupakan bahan pemanis buatan yang banyak digunakan pada makanan rendah kalori. Secara kimia, kandungannya hampir sama seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari aspartam. Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi.
Amannya, Neotam dapat dikonsumsi hingga 18mg/kg berat badan dalam sehari.
5. Acesulfame potassium
Acesulfame potassium adalah bahan pemanis buatan yang sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut, sehingga sesuai dipakai dalam banyak produk makanan. Batasan konsumsi harian yang disarankan untuk acesulfame potassium adalah 15 mg/kg berat badan.
6. Stevia
Stevia merupakan pengganti gula yang diekstrak dari daun tanaman Stevia rebaudiana. Stevia terasa manis berkat kandungan steviol glycosides yang ada di dalamnya. Senyawa tersebut membuat stevia terasa 250-300 kali lebih manis dari sukrosa atau gula biasa.
BACA JUGA: Apakah Ramen termasuk Makanan yang Sehat?
6 Pemanis Buatan dan Dampaknya bagi Kesehatan
Pemanis buatan sebenarnya aman dikonsumsi selama tidak melebihi batas asupan per hari bagi tubuh. Namun ada dugaan bahwa pemanis buatan dalam minuman dan makanan dapat menimbulkan beberapa efek samping pada sebagian orang.
Penggunaan sakarin dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat memicu kanker. Selain itu, penggunaan aspartam juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang, ditandai dengan sakit kepala, kesulitan bernapas, ruam kulit, dan diare.
Tidak hanya sakarin dan aspartam, pemanis buatan lainnya juga diduga dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti meningkatkan risiko penyakit ginjal, diabetes, dan gigi berlubang. Namun, semua efek samping tersebut belum dapat dibuktikan, sehingga masih perlu diteliti lebih lanjut.
Ada kondisi tertentu yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis buatan, yaitu fenilketonuria. Kelainan genetik langka tersebut membuat tubuh penderitanya tidak mampu memecah fenilalanin. Zat ini terdapat pada aspartam dan neotam. []