DIABETES bukan lagi penyakit orang dewasa. Saat ini, semakin banyak anak-anak di bawah usia 10 tahun yang didiagnosis menderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan karena selain berdampak pada kesehatan jangka panjang, anak-anak yang terkena diabetes juga harus menghadapi gaya hidup yang berubah total sejak usia dini.
Apa saja penyebabnya? Mari kita kupas satu per satu.
1. Faktor Genetik (Keturunan)
Faktor genetik adalah salah satu penyebab utama diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat diabetes, risiko anak untuk terkena penyakit ini akan meningkat secara signifikan.
BACA JUGA: Cara Mencegah Diabetes Sendirian di Usia Dini
-
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun, di mana sistem imun tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan.
-
Diabetes tipe 2, yang dulunya lebih banyak menyerang orang dewasa, kini juga ditemukan pada anak-anak, dan genetik memainkan peran penting.
2. Pola Makan Tidak Sehat
Makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan semakin umum dikonsumsi oleh anak-anak: minuman manis, jajanan cepat saji, dan camilan dalam kemasan. Konsumsi berlebihan makanan seperti ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yang memicu diabetes tipe 2.
3. Kurangnya Aktivitas Fisik
Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar—TV, tablet, atau smartphone—dibandingkan bermain fisik di luar rumah. Kurangnya aktivitas fisik membuat metabolisme tubuh melambat, dan jika disertai dengan pola makan buruk, risiko kelebihan berat badan hingga obesitas meningkat. Obesitas adalah salah satu pemicu utama diabetes tipe 2 pada anak-anak.
4. Obesitas Anak
Obesitas pada anak-anak menjadi masalah global. Kelebihan berat badan menyebabkan tubuh kesulitan menggunakan insulin secara efektif, sehingga kadar gula darah meningkat. Anak-anak obesitas berisiko jauh lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, bahkan sebelum mereka mencapai usia remaja.
5. Stres dan Gaya Hidup Modern
Meskipun terdengar seperti masalah orang dewasa, anak-anak masa kini juga bisa mengalami stres—dari tekanan sekolah, kurang tidur, hingga kurangnya interaksi sosial yang sehat. Kombinasi stres, kurang tidur, dan gaya hidup pasif bisa ikut memicu ketidakseimbangan hormon, termasuk insulin.
6. Infeksi Virus Tertentu
Beberapa infeksi virus, seperti enterovirus, diduga bisa memicu reaksi autoimun yang menyebabkan diabetes tipe 1, terutama pada anak-anak yang memang memiliki gen pembawa risiko. Ini masih dalam penelitian, namun diduga kuat sebagai salah satu pemicu awal.
BACA JUGA: Berapa Kali Makan Sehari di Usia 40 Tahun agar Terhindar dari Diabetes?
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
-
Perhatikan pola makan anak. Batasi konsumsi gula tambahan dan makanan olahan. Ajak anak makan lebih banyak sayur, buah, dan makanan utuh.
-
Dorong aktivitas fisik setiap hari. Minimal 1 jam sehari aktivitas fisik seperti bermain bola, bersepeda, atau sekadar jalan kaki.
-
Kurangi waktu layar. Buat batasan dan dorong anak untuk berinteraksi secara langsung.
-
Rutin periksa kesehatan. Jika ada riwayat keluarga dengan diabetes atau anak mulai menunjukkan gejala (sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah), segera periksakan ke dokter.
-
Jadilah role model. Anak meniru orang tuanya. Gaya hidup sehat harus dimulai dari rumah.
Diabetes pada anak bukan hanya masalah medis, tapi juga sinyal bahwa gaya hidup modern kita semakin menjauh dari keseimbangan. Dengan kesadaran dan tindakan sejak dini, kita bisa mencegah anak-anak tumbuh dalam bayang-bayang penyakit kronis. Mencegah lebih baik daripada mengobati, apalagi ketika yang dipertaruhkan adalah masa depan generasi penerus. []