SHALAT adalah salah satu rukun Islam yang paling utama dan menjadi ibadah wajib bagi setiap Muslim. Shalat seharusnya mampu menjadi benteng moral yang mencegah seseorang dari perbuatan dosa, termasuk riba. Namun, kenyataannya, banyak orang yang tetap terjerumus dalam praktik riba meskipun rajin menjalankan shalat. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apa penyebabnya?
1. Kurangnya Pemahaman tentang Riba
Salah satu alasan utama mengapa seseorang yang shalat masih melakukan riba adalah kurangnya pemahaman tentang apa itu riba dan dampaknya. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa riba adalah dosa besar yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis. Allah berfirman:
BACA JUGA:Â Hati-hati, Ini 5 Jenis Riba yang Jarang Disadari Muslim
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena (tekanan) penyakit gila. Mereka itu mengatakan bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Dalam praktik sehari-hari, riba seringkali tersamar dalam bentuk transaksi modern, seperti bunga bank atau cicilan yang mengandung tambahan nilai. Ketidaktahuan ini membuat banyak orang terjebak tanpa sadar.
2. Lemahnya Penghayatan terhadap Shalat
Shalat bukan sekadar rutinitas fisik, tetapi juga ibadah yang harus dilakukan dengan penuh penghayatan. Jika shalat dilakukan tanpa keikhlasan dan kekhusyukan, maka efek positifnya terhadap perilaku sehari-hari menjadi minimal. Allah berfirman:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)
Shalat yang tidak dilakukan dengan benar tidak mampu menjadi tameng dari dosa, termasuk riba.
3. Godaan Harta dan Gaya Hidup Konsumtif
Di era modern, godaan untuk memiliki harta lebih banyak atau hidup mewah sering menjadi penyebab seseorang tergelincir ke dalam riba. Riba kerap dianggap sebagai solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan, seperti membeli rumah, kendaraan, atau barang mewah lainnya.
Gaya hidup konsumtif ini sering kali bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan hidup sederhana dan tidak berlebihan.
4. Tekanan Ekonomi
Kondisi ekonomi juga menjadi faktor besar. Dalam situasi sulit, riba sering dianggap sebagai jalan keluar yang “mudah”. Banyak orang merasa tidak punya pilihan selain meminjam uang dengan bunga atau bertransaksi yang melibatkan riba untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Padahal, dalam Islam, Allah telah menjanjikan rezeki bagi orang yang bertakwa dan berusaha menjauhi riba. Firman-Nya:
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)
5. Pengaruh Lingkungan dan Sistem Ekonomi Modern
Lingkungan sosial yang tidak mendukung penerapan syariat Islam juga menjadi penyebab. Sistem ekonomi modern saat ini banyak yang berbasis riba, sehingga sulit bagi seseorang untuk sepenuhnya menjauhinya. Dalam masyarakat, praktik riba sering dianggap sebagai hal biasa atau bahkan “wajar.”
6. Kurangnya Kesadaran tentang Akibat Riba
Banyak orang yang tidak menyadari betapa besar ancaman Allah terhadap pelaku riba. Dalam hadis disebutkan:
“Riba itu memiliki 70 cabang dosa, yang paling ringan adalah seperti seseorang berzina dengan ibunya sendiri.” (HR. Ibnu Majah)
Ketidakpedulian ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang shalat, ia mungkin belum menjadikan nilai-nilai agama sebagai pedoman hidup sepenuhnya.
BACA JUGA:Â 8 Cara Terhindar dari Riba: Panduan Praktis untuk Hidup Berkah
Bagaimana Menghindari Riba?
- Tingkatkan Pemahaman Agama
Pelajari lebih dalam tentang konsep riba, bahayanya, dan bagaimana Islam memberikan solusi, seperti sistem ekonomi syariah. - Perbaiki Kualitas Shalat
Usahakan shalat dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan penghayatan agar mampu memengaruhi perilaku sehari-hari. - Hiduplah dengan Sederhana
Batasi gaya hidup konsumtif dan berusaha untuk hidup sesuai kemampuan tanpa bergantung pada utang berbasis riba. - Manfaatkan Alternatif Syariah
Gunakan produk dan layanan keuangan syariah yang bebas dari unsur riba, seperti bank syariah atau koperasi syariah. - Tingkatkan Tawakal kepada Allah
Yakinlah bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan bagi orang yang bertakwa dan menjauhi riba.
Shalat adalah kewajiban yang seharusnya membawa perubahan positif dalam kehidupan seseorang. Namun, jika seseorang masih terjerumus dalam riba, itu menunjukkan bahwa shalatnya belum sepenuhnya berdampak pada kesadaran spiritual dan moralnya. Dengan meningkatkan pemahaman agama, menghayati shalat, dan menjauhi godaan duniawi, kita dapat menghindari dosa riba dan hidup sesuai dengan ajaran Islam. []