SEBAGAI seorang muslim, maka kita harus berusaha untuk bersikap yang terbaik. Jalani kehidupan ini dengan penuh kesungguhan. Ikuti alur kehidupan, dengan terus berpegang teguh pada syariat Islam. Melakukan segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kita memiliki andil dalam menjalankan hidup ini bagi orang lain. Tapi, cobalah Anda ukur diri Anda, seberapa pentingkah diri Anda?
Apakah Anda orang yang riang, bahagia dan senang bersama keluarga, berbuat baik kepada orangtua dan tetangga?
Apakah Anda menghadapi pagi hari dengan bertasbih kepada-Nya dan menutup sore hari dengan memuji-Nya?
Apakah Anda suka melihat hal yang indah dari ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Apakah Anda menemukan bahwa segala sesuatu bertasbih kepada Allah dan Anda meyakini bahwa Anda adalah makhluk-Nya yang diciptakan untuk menjadi mulia dan bukan untuk hal yang remeh?
Jika Anda mengetahui bahwa setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, Anda akan lebih toleransi untuk memaafkan kesalahan orang lain kepada Anda. Jika Anda melihat diri Anda mampu terbebas dari segala yang menghimpit Anda atau memusuhi Anda dan siap menghadapi semua itu, Anda mampu untuk memahami hikmah Allah. Anda akan mendekat kepada-Nya, bersyukur dan mencintai-Nya. Anda berada di atas dari hamba-hamba-Nya dan Anda tumbuh dalam kehormatan dan tujuan yang mulia. Anda paham mengapa manusia menjadi khalifah di muka bumi ini dan Anda siap untuk menjadi hamba-Nya yang ikhlas.
Seorang bijak berkata, “Barangsiapa diberi enam perkara, ia tidak akan terhalangi enam perkara lainnya”.
1. Barangsiapa yang diberi rasa syukur maka tidak akan diharamkan tambahan nikmatnya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,” (QS. Ibrahiim: 7).
2. Barangsiapa yang diberikan kesabaran, tidak akan terhalang ganjaran pahala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “… Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas,” (QS. Az-Zumar: 10).
3. Barangsiapa diberikan kesempatan untuk bertaubat, tidak akan terhalangi untuk diterima. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya…” (QS. As-Syuura: 25).
4. Barangsiapa yang diberikan taufik untuk selalu istighfar, tidak akan terhalangi untuk mendapatkan ampunan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun’,” (QS. Nuuh: 10).
5. Barangsiapa yang berdoa maka akan dikabulkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “… Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila dia berdoa kepada-Ku…” (QS. Al-Baqarah: 186).
6. Barangsiapa yang berinfak, tidak akan terhalang untuk mendapatkan ganti karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “… Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya…” (QS. Saba’: 39). []
Sumber: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani Jakarta 2015