Oleh: Indri Wahyuni Putri, S.Pd
indri.poetri@gmail.com
AKU bukanlah Cinderella bersepatu kaca, engkau bukanlah sang pangeran berkuda putih. Kita hanyalah sepasang pengantin zaman ini, yang mencoba meraih sakinah di tengah gelombang ujian rumah tangga.
Apa yang terlintas di benak kita saat membicarakan pernikahan?
Bahagia, senang, gembira, tertawa, indah dan romantis? Memang itu rumus pernikahan?
Mungkin kita pernah membayangkan romantis dan indahnya menikah bak pernikahan ala cinderella yang live happily ever after atau pernikahan para selebriti yang selalu terlihat bahagia dan romantis dengan kemesraannya di medsos lalu apakah menikah itu hanya sekedar ingin bahagia, romantis dan mesra-mesraan saja?
BACA JUGA:Â Paket Jodoh Complete dari Allah
Pernikahan di dalam Islam adalah satu-satunya lembaga yang diridhoi Allah ketika manusia ingin menyalurkan salah satu potensinya yaitu ghorizah nau (naluri melestarikan jenis).
Dalam akad nikah, dengan menyebut asma Allah, pasangan laki-laki dan wanita yang pada awalnya haram bersentuhan menjadi halal. Ma syaa Allah. Inilah rumus pernikahan dalam Islam.
Di dalam pernikahan pun akan banyak jalan mendulang pahala asalkan pondasi awal dalam pernikahan tersebut diniatkan untuk mencari ridho Allah. Pernikahan berbalut sakinah, mawadah, warahmah tidak datang begitu saja perlu adanya ikhtiar dan bekal ilmu untuk meraihnya. Sekali lagi, ingat, ini rumus pernikahan!
Banyak pasangan yang hanya berusaha menciptakan pernikahan indah di tahap awal atau pranikah sehingga mereka lalai merawat dan menjaga pernikahannya. Mereka lupa tentang rumus pernikahan.
Di dalam pernikahan banyak ilmu yang mesti kita pahami seperti bagaimana hak dan kewajiban seorang suami-istri, termasuk juga fiqih seputar wanita dan pernikahan mulai dari thaharah, madzi, jima’, mandi junub, nifas, hingga fiqih-fiqih lainnya agar bahtera rumah tangga dapat berjalan lurus menuju ridha Allah dan terciptalah keluarga sakinah, mawadah, warahmah.
Inilah pentingnya menuntut ilmu sebab banyaknya keluarga tumbang karena kurangnya ilmu tentang berumah tangga.
Seperti untaian hikmah Ustadz Salim A. Fillah, “Selama perjalanan menuju pernikahan, tak ada bekal yang lebih penting untuk engkau persiapkan melebihi niat dan ilmu”.
Selama perjalanan pernikahan kita akan menemui berbagai lika-liku, ada manis, kecut, asem dan pedasnya. Di dalam kehidupan rumah tangga akan selalu ada rasa kecewa dan bahagia dan di situlah letak ujiannya, bagaimana kita bersyukur ketika Allah memberikan kebahagiaan dan bagaimana kita bersabar dan tetap berusaha mempertahankan ikatan halal tersebut. Allah juga akan menguji dengan berbagai masalah.
Ibarat kapal akan melalui banyak gelombang.
BACA JUGA:Â 2 Kunci Kebahagiaan dalam Pernikahan
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:155)
https://www.youtube.com/watch?v=K5p2OPF5b1A&t=26s
Rumus pernikahan dalam islam salah satunya adalah dalam rangka ibadah kepada Allah jadi apapun yang terjadi dan dalam setiap keadaan apapun harus selalu sabar dan ikhlas dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Satu hal yang harus kita sadari bahwa menikah adalah bentuk penerimaan. Selama pernikahan tersebut diniatkan untuk mencari ridho Allah maka masing-masing akan berupaya melakukan yang terbaik, memperbagus akhlak, mengendalikan diri masing-masing, saling memahami serta menerima kekurangan dan kelebihan pasangan, saling support dan mengingatkan dalam meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah.
Semakin dekat suami dan istri kepada Allah, maka semakin bahagia dan harmonis rumah tangganya. Namun, Jika mereka jauh dari Allah, maka semakin jauh pula rumah tangga mereka dari kata harmonis dan bahagia.
Ketika dalam keluarga saling bahu membahu dalam ketaatan dan ketakwaan maka akan muncul kebahagian dan ketenangan karena sejatinya:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (Q.S Ar-Rum-21)
Dan inilah enam rumus pernikahan dalam Islam:
1. Saling Setia
2. Saling terbuka
3. Saling Percaya
4. Saling Cinta
5. Saling Mengalah
6. Saling Membantu
Begitulah pernikahan, kadang tidak seindah dan romantis yang kita bayangkan, tidak hanya mesra-mesraan aja.
Kebanyakan banyangin yang indah dan enak-enak aja padahal di balik itu semua, ada tanggung jawab yang harus dipikul, amanah yang harus ditunaikan, kewajiban yang harus dikerjakan, jangan maunya enak-enaknya aja ya.
Buat para jomblo, tetap semangat memperbaiki diri serta meningkatkan kualitas diri dan iman karena banyak hal yang harus dipersiapkan ketika hendak menikah terutama niat dan bekal ilmu karena kelak kau akan menjadi istri dan juga ibu (madrastul ula)_yang merupakan kewajiban dan memiliki peran penting serta tanggung jawab yg besar terhadap keluarga.
BACA JUGA:Â Siapa Jodoh Saya?
“Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya.” (HR Muslim)
Pernikahan ala cinderella hanya ada dalam dongeng begitu juga dengan pernikahan para selebriti yang selalu bahagia dan romantis dengan kemesraannya. Belum tentu di dalam kehidupan/dunia nyata selalu begitu karena semua itu hanya terlihat di dunia maya/medsos saja.
Bermesraan setelah menikah memang sesuatu yang dihalalkan.
Tapi kita perlu ingat, tidak semua yang halal boleh ditampakkan dan dipamerkan di depan umum atau di medsos karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar umatnya memiliki sifat malu bahkan beliau menyebutkan itu bagian dari iman.
“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang. Dan rasa malu salah satu cabang dari iman.” (HR. Ahmad&Muslim).
Jadi, bagian dari rasa malu adalah tidak menampakkan/memamerkan perbuatan yang tidak selayaknya dilakukan di depan umum/medsos.
Ingat, pernikahan para selebriti tidak layak kita jadikan sebagai contoh. Cukuplah pernikahan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam yang layak kita teladani. Inilah rumus pernikahan yang utama.
Pernikahan adalah episode baru dalam kehidupan sebab itu butuh yang namanya perjuangan karena menikah tidak seindah dongeng cinderella melainkan menikah adalah misi menggapai ridha Allah, mencetak generasi rabbani dan tentunya tujuan bahtera rumah tangga kita adalah menuju kampung akhirat yaitu Surga karena kenikmatan berupa berkumpul dan masuk surga bersama keluarga, juga telah disediakan oleh Allah.
BACA JUGA:Â Â 5 Pilar Pernikahan, Muslim Harus Tahu
Allah SWT berfirman: “(Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud ayat ini bahwa Allah akan mengumpulkan seseorang bersama keluarganya, orang tua, istri dan anak-cucunya di surga. Ini adalah dalil satu keluarga bisa masuk surga bersama. Ma syaa Allah.
Semoga perjalanan bahtera rumah tangga kita masing-masing bisa sampai tujuan akhir kampung akhirat yaitu surgaNya. Aamiin. []