LELAKI itu berbeda dengan perempuan. Seperti halnya perempuan, lelaki diberikan kelebihan oleh Allah SWT. Namun, dalam Islam, kelebihan itu tidak hanya berkutat di soal fisik belaka. Ada mekanisme teknis (akhlak) dalam hal ini. Akhlak inilah yang membedakan seorang lelaki biasa dan seorang lelaki Muslim.
Adapun seorang laki-laki Muslim mempunyai beberapa sifat yang seharusnya melekat pada dirinya. Di antaranya adalah:
1. Islam menjadi pedoman hidupnya yang utama (QS.6:153);
2. Ikhlas menjadi dasar hidupnya (QS.2:207);
3. Taqwa menjadi bekal hidupnya (QS.2:197);
4. Taat menjadi karakteristik khasnya (QS.3.132);
5. Shalat dan sabar merupakan kekuatannya (QS.8:56;32:24);
6. Tsabat (teguh) merupakan sikap hidupnya (QS.8:45);
7. Ukhuwah Islamiyah menjadi pengikat hatinya (QS.49:10;43:67);
8. Tidak mengenal sikap palsu, kamuflase, banyak tingkah dan takabur (QS.25:63);
9. Ruang jiwanya dipenuhi oleh perhatian dan kepedulian yang besar dan penuh kesungguhan dalam mencapai hadaf (tujuan baik) mereka (QS.28:55);
10. Detik-detik malamnya amat berharga, diisi dengan ibadah Qiyamul Lail/Muraaqabatullah (QS.25:64 : 17:79. 76:26);
11. Senantiasa risau dan amat takut akan azab Neraka Jahanam (QS.25:65-66);
12. Punya ukuran-ukuran yang jelas atas kebenaran dalam kehidupannya (QS.25:67.17:29);
13. Tidak menyekutukan Allah, dan tidak menantang (menyalahi) perintah Allah (QS.25:68-71);
14. Tidak menyia-nyiakan hak orang lain dan tidak menzalimi seorangpun (QS.25:72);
15. Hatinya lurus dan hidup subur, dengan iman yang benar (QS.25:73);
16. Senantiasa menginginkan kebaikan yang dilakukan menjamah dan berlanjut untuk setiap generasi (QS.25:74-76);
17. Senantiasa Jjujur dalam perkataan dan perbuatan;
18. Senantiasa menjaga tali silaturrahmi;
19. Senantiasa menjaga amanah yang diberikan;
20. Senantiasa menjaga hak tetangga;
21. Senantiasa memberi kepada yang membutuhkan;
22. Senantiasa membalas kebaikan orang lain;
23. Senantiasa memuliakan tamu;
24. Memiliki sifat malu;
25. Senantiasa menepati janji;
26. Tubuhnya sehat dan kuat (Qowiyyul jismi);
27. Berakhlak baik/mulia kepada sesama makhluk Allah; (Matiinul khuluqi);
28. Senantiasa Shalat tepat pada waktunya;
29. Senantiasa memautkan hatinya ke masjid /Cinta Shalat berjamaah di Masjid;
30. Senantiasa membaca dan mempelajari Al Qur’an dan mengamalkannya;
31. Sederhana dalam urusan dunia dan paling cinta pada urusan akhirat;
32. Paling suka melakukan amar ma’ruf nahi munkar;
33. Paling berhati-hati dengan lidahnya (menjaga lidah);
34. Senantiasa cinta pada keluarganya;
35. Paling lambat marahnya;
36. Senantiasa memperbanyak istighfar, berdzikir dan mengingat Allah swt dan memperbanyak Shalawat Nabi;
37. Senantiasa suka dan ringan berzakat, infaq dan bersedekah;
38. Senantiasa menjaga wudhu;
39. Senantiasa menjaga Shalatnya terutama Shalat wajib;
40. Senantiasa menjaga Shalat sunnat Tahajjud dan Shalat Dhuha;
41. Paling cinta dan hormat padakedua orang tuanya, terutama ibunya;
42. Cerdas / Pikirannya intelek (Mutsaqoful fikri);
43. Aqidahnya bersih/lurus (Saliimul ‘aqiidah);
44. Ibadahnya benar (Shohiihul ‘ibaadah);
45. Rendah hati (Tawadhu’);
46. Jiwanya bersungguh-sungguh (Mujaahadatun nafsi);
47. Mampu mencari nafkah (Qaadirun’alal kasbi);
48. Senantiasa menjaga dan memelihara lidah/lisan (Hifdzul lisaan);
49. Senantiasa istiqomah dalam kebenaran (Istiqoomatun filhaqqi);
50. Senantiasa menundukkan pandangan terhadap lawan jenisdan memelihara kehormatan (Goddhul bashor wahifdzul hurumat);
51. Senantiasa lemah lembut dan suka memaafkan kesalahan orang lain (Latiifun wahubbul’afwi);
52. Benar, jujur, berani dan tegas(Al-haq, Al-amanah-wasyaja’ah);
53. Selalu yakin dalam tindakan yang sesuai ajaran Islam (Mutayaqqinun fil’amal);
54. Senantiasa pandai memanfaatkan waktu (untuk dunia dan akhirat) (Hariisun’alal waqti);
55. Sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi orang lain ( Naafi ’un lighoirihi);
56. Senantiasa menghindari perkara yang samar-samar (Ba’iidun’anisy syubuhat);
57. Senantiasa berpikir positif dan membangun (Al-fikru wal-bina’);
58. Senantiasa siap menolong orang yang lemah (Mutanaashirun lighoirihi);
59. Senantiasa berani bersikap keras terhadap orang-orang kafir yang memusuhi kita (Asysyidda’u’alal kuffar);
60. Senantiasa mengingat akan datangnya kematian; []