YERUSALEM, sebuah kota di wilayah konflik Israel-Palestina. Kota yang namanya kini sedang hangat diperbincangkan di media terkait keputusan sepihak pemerintah Amerika yang mengundang kecaman dunia.
Kenapa status Yerusalem amat peka?
Membahas status Yerusalem akan membawa kita ke akar konflik antara Israel dan Palestina. Karena inilah kota suci bagi tiga agam yang diperebutkan oleh dua bangsa yaitu Israel dan Palestina.
Kota ini merupakan tempat situs-situs suci yang penting bagi pemeluk Yudaisme, Islam, dan Kristen, khususnya di Yerusalem Timur.
Bagaimana sejarahnya?
Yerusalem yang dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim dan dalam bahasa Arab disebut al-Quds, Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di masa lalu, kota ini pernah berulang kali direbut, ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali oleh berbagai pihak, sehingga setiap sudut kota ini menyimpan catatan sejarah yang berharga.
Dialnsir dari Antara, Pemandu wisata Shraga Ben Yosef memberi gambaran selintas tentang tempat-tempat suci Yerusalem. inilah rinciannya:
Pusat kota Yerusalem adalan suatu labirin berupa gang-gang sempit dan arsitektur bersejarah yang menandai empat penjuru kota – kawasan Kristen, Muslim, Yahudi dan Armenia. Dikelilingi oleh dinding batu berupa benteng tempat berdirinya sejumlah situs tersuci di dunia.
Setiap kawasan mewakili populasi tersendiri. Orang-orang Kristen memiliki dua kawasan, karena orang-orang Armenia juga beragama Kristen. Kawasan Armenia ini, yang terkecil dari keempatnya, adalah salah satu pusat Armenia tertua di dunia.
Gereja
Di dalam Kawasan Kristen terdapat Gereja Makam Kudus, sebuah tempat ziarah penting para penganut orang Kristen di seluruh dunia. Disana terletak di sebuah lokasi yang sangat penting dalam kisah Yesus: kematiannya, penyalibannya dan kebangkitannya.
Dalam kepercayaan tradisi Kristen pada umumnya, Yesus disalibkan di sana, di bukit Golgota, atau bukit Kalvari, dan makamnya terletak di dalam bangunan pekuburan yang juga diyakini sebagai tempat kebangkitannya.
Gereja Makam Kudus dikelola bersama oleh perwakilan aliran Kristen yang berbeda, terutama Patriarkat Ortodoks Yunani, kaum biarawan Fransiskan dari Gereja Katolik Roma dan Patriarkat Armenia, serta kalangan kristen Ortodoks Etiopia, Koptik dan Suriah.
Tempat ini adalah salah satu tujuan ziarah utama bagi ratusan juta orang Kristen di seluruh dunia yang mengunjungi makam kosong Yesus dan mencari penebusan dalam doa di lokasi tersebut.
Masjid
Kawasan Muslim adalah yang terbesar dari keempatnya dan berisi tempat suci Kubah Batu (Kubah As-Shakrah, atau Dome of the Rock) dan Masjid al-Aqsa di dataran tinggi yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram al-Sharif.
Masjid yang dikelola oleh sebuah lembaga wakaf itu merupakan tempat tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Masjidil Aqsa ini dari Mekkah dalam perjalanan malam Isra Miraj, dan solat dan berdoa bersama ruh para nabi. Beberapa langkah dari masjid, adalah Kubah As-Shakrah yang berisi batu fondasi yang diyakini umat Islam sebagai tempat bertolak Muhammad menuju surga. dalam peristiwa Isra Miraj itu.
Dinding ratapan
Di Kawasan Yahudi terdapat Kotel, atau Dinding Ratapan, atau Tembok Barat, sisa dari dinding tempat berdirinya Bait Suci zaman dulu.
Di dalam tempat suci itu terdapat Ruang Maha Kudus, situs paling suci dalam agama Yahudi.
Umat Yahudi percaya bahwa inilah tempat batu fondasi penciptaan dunia, dan tempat Abraham, atau Nabi Ibrahim, siap mengorbankan anaknya Ishak, atau Ismail. Banyak orang Yahudi yang percaya bahwa Dome of the Rock adalah tempat Ruang Maha Kudus itu.
Saat ini, Tembok Barat adalah tempat orang Yahudi bisa berdoa di lokasi terdekat ke Ruang Maha Kudus. Situs ini dikelola oleh Rabi dari Tembok Barat dan setiap tahun menampung jutaan pengunjung. Orang-orang Yahudi dari seluruh dunia mengunjungi tempat ini untuk berdoa.
Dengan unsur ketiga entitas itulah Yerusalem menjelma menjadi kota yang demikian dilindungi. Namun, konflik yang terjadi terus berkepanjangan dan sulit untuk diselesaikan. Apalagi dengan kondisi saat ini dimana Amerika yang seharusnya menjadi jembatan perdamaian justru dinilai telah membela satu pihak dan mengabaikan kepentingan perdamaian dunia. []