Pasca klaim yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat Donal Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Yahudi, mata dunia kembali tertuju pada kota suci tiga agama tersebut. Disanalah berdiri Masjid Al Aqsha, Gereja Makam Kudus, dan Tembok Ratapan.
Mengapa Yerusalem begitu istimewa?
Kota Yerusalem ditemukan tahun 4.000 Sebelum Masehi (SM). Di kota tua inilah terdapat satu wilayah yang dikenal dengan nama Temple Mount atau Haram ash-Sharif (Tanah/Bukit Suci) yang kini menjadi tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah.
Bukit Suci dengan luas sekitar 35 hektar dan dikelilingi tembok persegi panjang di bagian timur Yerusalem itu memiliki nilai yang sangat penting bagi pemeluk tiga agama, Islam, Kristen dan Yahudi. Tercatat, beberapa situs pernah berdiri di atas bukit suci ini seiring pergantian kekuasaan dalam sejarah peradaban dunia. Tak heran, wilayah yang juga dikenal dengan nama Har haBáyit itu jadi rebutan sepanjang masa.
Bagaimana rekam jejaknya? Berikut ini ulasannya:
Pada 1000 SM Nabi Daud as. Yang saat itu berkuasa sebagai raja berhasil menaklukkan kota Yerusalem dari kekuasaan orang-orang Yebus. menjadikan kota Yerusalem ini sebagai ibu kota dari Kerajaan Israel. Takhta kerajaan pun jatuh pada putrannya, yaitu nabi Sulaiman as. Yang dikenal juga dengan nama Solomon.
Di area bukit suci Haram Ash Sharif Nabi Sulaiman membangun Bait Suci Pertama. Bangunan ini berdiri selama 375 tahun sebelum akhirnya dihancurkan oleh pasukan Babilonia.
Konstruksi Bait Suci Kedua mulai dilakukan oleh Raja Cyrus sekitar tahun 538 SM. Rekonstruksi itu dilanjutkan kemudian oleh Raja Herodes sekitar tahun 19 SM.
Usai pemberontakan besar orang Yahudi terhadap pemerintahan Romawi di provinsi Iudaea, Bait Suci Kedua ini kemudian dihancurkan oleh tentara Romawi.
Pada tahun 530-an M, Kaisar Yustinianus membangun gereja yang dinamai Church of Our Lady di situs bekas Bait Suci tersebut. Namun, pada awal abad ke-7, Kaisar Sassania Khosrau II menghancurkan gereja ini dan hanya menyisakan reruntuhannya saja.
Sedangkan, Masjid Al-Aqsa sendiri dibangun oleh Umar bin Khattab pasca penaklukan Yerusalem oleh tentara Islam secara damai. Kemudian, masjid kecil ini dirombak dan dibesarkan bangunannya pada masa pemerintahan Bani Umayyah yang kala itu dipimpin oleh Abd al-Malik. Proses rekonstruksi ini baru selesai di masa pemerintahan al-Walid yang merupakan anak dari Abd al-Malik.
Dalam sejarah Islam, dijelaskan bahwa Baitul Maqdis yang kini menjadi tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa itu merupakan salah tempat persinggahan Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra Mi’raj-nya.
Sayangnya, konflik berkepanjangan Palestina-Israel menyebabkan ancaman bagi situs suci yang merekam catatan sejarah penting bagi dunia ini. []
Sumber: Khazanah Republika