PALESTINA—Israel dilaporkan telah menutup gerbang penyeberangan ke Gaza pada Kamis (14/12/2017). Langkah ini diambil untuk menanggapi aksi demonstrasi besar Palestina terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menurut laporan Asharq Al-Awsat, penutupan penyeberangan tersebut juga didorong oleh serangan roket balasan yang ditembakkan pejuang Hamas dari Gaza ke wilayah Israel.
“Hamas telah kehilangan banyak aset dan propertinya karena serangan bertubi-tubi oleh Israel. Dan akhirnya mereka tahu sehingga membalas dengan terus meluncurkan roket ke wilayah kami,” ujar seorang pejabat Israel.
Menurut laporan, serangan roket balasan ini membuat Yahudi yang tinggal di dekat Gaza ketakutan. Sehingga mereka meminta pihak berwenang Israel untuk membalas tembakan Hamas. Namun militer dan intelijen Israel menolak dengan alasan tidak ingin menggelar perang baru di jalur pantai saat ini.
Oleh karena itu Yahudi terpaksa menerapkan tindakan boikot ekonomi terhadap rakyat Palestina dengan menutup penyeberangan Karam Abou Saelm dan Beit Hanoun “sampai serangan roket dihentikan.”
Namun hal ini tidak menghalangi Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengancam akan melakukan perang sengit melawan rakyat Gaza.
Lieberman mengatakan bahwa serangan ke Gaza tidak terkait dengan isu Yerusalem, namun juga untuk melawan berbagai faksi pejuang Palestina.
“Tentara Israel telah kami perintahkan tetap waspada untuk menghadapi perkembangan apapun atau melancarkan serangan militer di wilayah tersebut,” kata Lieberman.
Lieberman berharap agar faksi pejuang Palestina tidak memproduksi roket untuk menembak Israel.
“Kami tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan kapan harus melakukannya,” tegasnya. []