DOA adalah senjata yang sangat diperlukan bagi orang mukmin, untuk memohon segala sesuatu hanya kepada Allah SWT. Walaupun Allah memerintahkan untuk berdoa, ada hal yang harus kita ingat bahwa doa bukan cara untuk memberitahu Allah. Allah bukannya tidak mengetahui atas keinginan Hamba-Nya. Hanya saja, doa merupakan bukti taat dalam ikhtiar.
Firman Allah SWT, “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya untuk kalian.” (QS Ghafir: 60)
Banyak orang yang merasa telah melakukan ikhtiar dengan keras, dan berdoa dengan sungguh-sungguh, namun keinginannya belum juga diberikan oleh Allah SWT. Hingga akhirnya berhenti dari doa dan ikhtiar yang dijalani. Dari sinilah mulai timbul bibit-bibit keputusasaan dari Rahmat Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya.”
Lalu dimanakah letak kesalahannya? Mengapa doa-doa yang kita panjatkan tidak mampu menjadi power dari ikhtiar yang kita sudah dilakukan?
Pertama, tidak khusyuk dan rendah diri di hadapan Allah
Allah berfirman: “Sesungguhnya, mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) segala kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (Q.S. Al-Anbiya’:90)
Dalam Firman lain: “Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” (Q.S. Al-A’raf:55)
Kedua, berdoa seperti menyuruh-nyuruh Allah
Berdoa seharusnya menjadikan kita mencintai Allah, dengan memakai adab doa kepada Allah. Bukan malah menyuruh-nyuruh Allah untuk mengabulkan apa yang kita inginkan lewat doa. Hal ini justru akan menjadikan kita lelah dengan doa, kualitas hidup juga tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Ketiga, doa diperlakukan seperti mantra
Tanpa kita sadari, ketika berdoa memohon kepada Sang Pemiliki Semesta. Sering kali kita memperlakukan doa itu seperti mantra yang dengan seketika mampu merubah keadaan, layaknya hanya mengucapkan abradabra.
Ketika berdoa memohon kepada Sang Illahi haruslah dengan hati yang bersih dan ikhlas. Sebagaimana yang telah terangkan dalam Firman Allah SWT: “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya.” (Ghafir: 14)
Keempat, tidak yakin dengan doanya
Kalau kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita mohonkan, bagaimana dengan Dia akan mengabulkan?
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits, yang sanadnya dinilai hasan oleh Al-Mundziri, dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian berdoa kepada Allah maka berdoalah kepada-Nya dengan penuh keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Sesungguhnya, Allah tidaklah mengabulkan doa seorang hamba, yang dipanjatkan dari hati yang lalai.”
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: “Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.”[HR.Turmudzi]
Kelima, tergesa-gesa ingin segera terwujud
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Doa yang dipanjatkan seseorang di antara kalian akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa. []
Sumber: ummionline