JIKA kita mendengar kata ‘merantau’ sudah barang tentu kita akan ingat dengan orang-orang Jawa atau Padang. Bahkan saat ditanya kenapa orang-orang Jawa merantau, biasanya mereka dengan mudah menjawab “Kalau tidak merantau, kita tidak akan tahu luasnya dunia.”
Merantau biasa dilakukan oleh warga luar pulau, daerah, atau negara lain yang menurut mereka kurang menjanjikan beralih ke daerah yang menjanjikan banyak hal. Dan jika sempat diamati, perantau lebih banyak sukses dibandingkan penduduk setempat.
Dari kisah-kisah orang sukses, selalu saja ada masa merantau yang dilaluinya. Di kota besar, kota kecil, para perantau lebih banyak menguasai ekonomi. Di Jakarta dan Bandung, sering kita dengar kisah sukses orang-orang yang merantau.
Di Jakarta, sebagai ibu kota negara, kita kenal kisah si Doel penduduk setempat yang mulai tersisih oleh perantau dari Jawa Tengah. Begitu pun di Bandung, perguruan tinggi ternama banyak dimasuki para perantau. Sektor sektor ekonomi kota-kota besar juga digerakkan oleh perantau. Bahkan jabatan-jabatan penting juga kerap disandang oleh para perantau.
Bahkan para pelaku bisnis meyakini bahwa jika mau sukses harus berani merantau. Lalu mengapa para perantau bisa lebih sukses?
Ternyata Allah SWT telah menetapkan hukum dalam kehidupan ini. “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS. an-Nisaa: 100)
Nah, jika kita berkaca pada sejarah bagaimana Nabi Muhamaad SAW bisa menguasai Makkah? Maka jawabannya adalah “Karena sebelumnya Nabi telah hijrah ke Madinah.” []