SIAPA yang tidak kenal dengan Asma’ Bin Umais RA, wanita yang terkenal dijaman khulafaurasyidin? Wanita yang menjadi istimewa di jamannya, karena sebagai pendamping suami istimewa. Keberuntungan wanita ini yang menjadi keistimewaan dalam dirinya. Sosok yang terkenal romantis cintanya bersama Ali.
Ali Bin Abi Thalib kebingungan menghadapi peristiwa yang terjadi di hadapannya, dua orang anak tirinya bertengkar! Masing-masing membanggakan kedua ayah mereka, “Aku lebih mulia darimu dan ayahku lebih baik dari ayahmu,” Ali amat bingung, tak tahu apa yang harus ia katakana. Ayah dari kedua anak tirinya itu sama-sama orang yang mulia dan sangat dia cintai. Yang seorang adalah Ja’far Bin Thalib, sedangkan yang satunya adalah Abu Bakar ash Shiddiq.
Di tengah kebuntuan pikiran, ia memanggil istrinya, ibu kedua anak itu. “Tolong damaikan mereka,” pintanya kepada sang istri, Asma’ Binti ‘Umais. Lalu dengan bijaksana asma berkata pada dua buah hatinya itu, “Tidaklah aku melihat seorang pemuda dari bangsa Arab yang lebih baik daripada Ja’far dan tidaklah aku melihat seorang setengah baya yang lebih daripada Abu Bakar,” kedua anak itu terdiam, mereka menyadari betapa mulianya ayah mereka masing-masing. Keduanya berdamai dan kembali bermain bersama.
Kini giliran Ali yang terdiam,kecemburuan menyemberat di hatinya. Betapa cintanya sang istri kepada suaminya terdahulu.
Lalu bagaimana pandangan perasaan hatinya, Alipun bertanya, “Lantas, bagaimana dengan aku, asma?” dengan penuh kasih, asma memandang suami ketiganya itu, “Sungguh engkau yang ketiga, tidak kurang kebaikannya disbanding mereka,” ujar Asma kepada Ali. Demi mendengar hal itu, berbungalah hati Ali. Sebenarnya ia sudah menduga jawaban sang istri karena sehari-hari ia dapat merasakan betapa asma memuliakan dan mencintai dirinya.
Asma memang wanita yang istimewa. Selama hidupnya ia menikah tiga kali dan ketiga suaminya adalah orang yang istimewa. Ja’far bin Abi Thalib, suami pertamanya adalah seorang yang wajahnya paling mirip dengan Rasulullah, karena memang ja’far adalah sepupu Rasulullah.
Rasulullah, pernah mengamanatkan kepada Ja’far untuk memimpin kaum Muslimin berhijrah ke Habasyah. Dengan setia asma mendampingi suaminya mengarungi hidup dan berdakwah di negeri nasrani itu. Asma mendampingi Ja’far sampai sang suami syahid di medan perang. Dengannya asma memperoleh tiga orang anak.
Suaminya yang kedua adalah Abu Bakar, sahabat Rasulullah yang pertama kali masuk islam dan menjadi pengganti Rasulullah sebagai khalifah setelah kematian Rasulullah. Asma mendampingi Abu Bakar sampai ajal menjemput suaminya Asma bahkan mendampingi Abu Bakar saat sakaratul maut dan ia pula yang memandikan jenazah sang suami. Dari suami keduanya itu asma memperoleh seorang anak.
Kemudian, suami ketiganya adalah Ali Bin Abi Thalib, seorang menantu, sepupu dan sahabat dekat Rasulullah, Asma memperoleh dua orang anak dari Ali dan ia mendampingi Ali sampai ajal menjemputnya.
Sepanjang hidupnya Asma telah menjadi saksi peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah islam. Ia menjadi pelaku hijrah pertama kaum Muslimin. Iapun menjadi saksi perubahan kepemimpinan kaum muslimin dari Rasulullah kepada khulafaurasyidin karena ia adalah istri dari khalifah pertama itu, Asma kembali menjadi saksi sejarah berakhirnya kepemimpinan khulafaurasyidin dengan wafatnya suaminya, Ali Bin Abi Thalib. Benarlah betapa Asma binti Umais adalah seorang wanita istimewa. []
Sumber: Majalah Ummi/ Edisi 09/ Tahun 2007